Mohon tunggu...
Efendy Naibaho
Efendy Naibaho Mohon Tunggu... Wartawan -

www.formatnews.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bukan Hanya Bank Daerah, Bank Pemerintah Juga Perlu Merger

16 Oktober 2014   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KETUA Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono merekomendasikan pembentukan Bank Pembangunan berskala nasional yang fokus pada pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Seperti disiarkan detikcom, pernyataan Sigit itu dituangkan dalam buku "Mimpi Punya Bank Besar" yang  diluncurkan di Graha CIMB, Jakarta, Rabu (15/10/2014).


Dengan adanya pembuatan bank pembangunan ini diharapkan pembiayaan sektor infrastruktur di Indonesia bisa lebih agresif lagi. Karena sekarang kita ngga banyak bisa bangun infrastruktur di daerah karena bank pembangunan daerah (BPD) yang bertugas membiayai itu, tidak punya modal yang cukup untuk melakukan pembiayaan itu.

Saya setuju sekali dengan Sigit yang mencita-citakan  pembentukan bank yang nantinya akan diberi nama Bank Pembangunan Indonesia (BPI) ini, sebagai bagian dari langkah strategis untuk mengakuisisi kepemilikan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Bank Pembangunan Daerah ini, seperti diucapkan Benny Pasaribu dalam berbagai kesempatan di Medan ketika kampanye pencalonannya sebagai anggota DPD, berterus terang bank - bank daerah ini sedikit sekali yang memberikan pinjaman modal kepada petani untuk modal mereka. Bank ini lebih banyak memberikan kredit kepada dieler atau usaha yang melakukan bisnis kenderaan.

Padahal, motor yang digunakan belum tentu sepenuhnya dipakai untuk berproduksi. Ini harus dirubah, ini pendapat Benny, juga Sekjen HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).

Usul saya, selain setuju dengan merger bank daerah, sudah waktunya juga diwacanakan merger bank-bank pemerintah yang besar-besar karena dengan adanya berbagai bank tersebut, dari segi pengeluaran saja, berapa gaji dan fasilitas yang diterima direktur utama-nya.

Padahal kalau merger, direktur utamanya kan hanya satu orang sedang direktur utama bank lainnya itu  diangkat menjadi direktur - direktur. Itu saja. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun