SERTIJAB atau serah terima jabatan (presiden) diakui banyak pihak bukan sebuah keharusan dan tidak harus dilakukan. Artinya, biarlah berlalu begitu saja. Terlalu digampangkan sekali. Ini mungkin alasan yang menjadi penyebab rakyat tidak pernah melihat dan mendengar adanya serah terima jabatan antara presiden - presiden kita terdahulu.
Mulai dari Soekarno yang puluhan tahun kemudian berganti kepada  Soeharto, lanjut puluhan tahun ke depannya ke Habibie, lalu dalam waktu singkat ke Gusdur, lanjut kepada Megawati Soekarnoputri kemudian SBY, memang tak terdengar adanya sertijab-sertijaban.  Apakah sertijab memang diperlukan? Sepanjang itu baik bagi pemimpin dan rakyat, tidak ada salahnya dilakukan. Ini yang akan dipertontonkan SBY - Jokowi pada 20 Oktober 2014, di hari SBY melepas jabatan presiden selama 10 tahun dan di hari Jokowi memulai tugasnya sebagai presiden 5 tahun ke depannya .
Langkah baru Indonesia ini mudah-mudahan semakin membawa berkah bagi rakyatnya dan untuk kemakmuran rakyat sebesar-besarnya. Â Bukan berarti Indonesia tidak maju tanpa sertijab, banyak yang sudah dilakukan presiden - presiden terdahulu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya walau tidak melakukan serah terima jabatannya.
Sesungguhnya, sertijab presiden diperlukan karena sertijab di jajaran pemerintahan di bawahnya saja dilakukan yakni antara kepala daerah setingkat walikota, bupati dan gubernur . Â Ada pisah sambut, ada makan - makan, ada souvenir dan ada salam-salaman maupun cipika cipiki. Â Ini kan budaya Indonesia. Dilepas dengan doa, harapan dan keyakinan sang pemimpin sukses melaksanakan tugas mulianya ke depannya. Dan, yang pergi, selamat beristirahat, melepaskan diri dari kerutinan kerja keras dan kerja beratnya selama menjabat.
Apa yang dipertontonkan SBY dan Jokowi ini perlu diacungkan tangan yang tinggi setinggi-tingginya ke atas. Bukan hanya rakyat Indonesia yang melihatnya, juga  dunia luar, dunia internasional akan menyaksikan sejarah yang pertama sekali ada di Indonesia setelah merdeka sejak tahun 1945 ini.
Saya sebagai warga negara, dan pendukung berat Jokowi, salut, bangga dan hormat kepada SBY yang mau menyerahkan jabatannya dengan sertijab dan salut, bangga dan hormat juga kepada Jokowi yang mau menerimanya.
Keduanya: Â SBY - Jokowi ini, Â harus dicatat di catatan tinta emas sejarah Bangsa Indonesia sebagai Tokoh Persatuan Indonesia, tokoh yang melakukan secara nyata sila ketiga Pancasila. Salam Tiga Jari ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H