Mohon tunggu...
Efendy Naibaho
Efendy Naibaho Mohon Tunggu... Wartawan -

www.formatnews.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Surat Terbuka untuk Presiden Joko Widodo Soal Danau Toba

8 November 2014   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Toba dan Pulau Samosir l foto: google.com/mertaproject.com

Danau Toba, 8 November 2014

Kepada Yth: Bapak Presiden RI Joko Widodo di - J a k a r t a Dengan hormat, Bersama ini kami sampaikan (kembali) surat dari Yayasan Pusuk Buhit dan Forum Peduli Danau Toba yang sebelumnya sudah kami sampaikan namun belum ada tanggapan. surat tersebut sebagai berikut: Salam Lingkungan Hidup yang Menjamin Kehidupan yang Berkelanjutan. Bersama dengan ini, kami, dari Yayasan Pusuk Buhit dan Forum Peduli Danau Toba menyampaikan beberapa hal sehubungan dengan Kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara yaitu : 1. Kawasan Danau Toba merupakan situs sejarah dunia sekaligus salah satu keajaiban dunia. Oleh karena itu wajib dijaga dan dilestarikan sepanjang masa. Dari segi geografis, geologi, budaya dan sosial, Kawasan Danau Toba memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan ekosistem daratan rendah dan sistem ekologi daerah lainnya. 2 Secara tata pemerintahan, di seputar Danau Toba terdapat 7 kabupaten yaitu Kab. Samosir dengan jumlah pemduduk 131.205 jiwa, Kab. Tobasa dengan jumlah penduduk 185.000 jiwa, Kab. Tapanuli Utara dengan jumlah penduduk 300.100 jiwa, Kab. Humbang Hasundutan 180.500 jiwa, Kab. Dairi dengan jumlah penduduk 268.780 jiwa, Kab. Tanah Karo dengan julmlah penduduk 326.000 jiwa, Kab. Simalungun dengan jumlah penduduk 874.904 jiwa. 3. Kawasan Danau Toba merupakan sebuah kawasan daerah tangkapan air yang sangat vital bagi kehidupan warga di Provinsi Sumatera Utara. Ratusan aliran sungai dari 7 kabupaten di kawasan seputar kawasan Danau Toba bermuara ke Danau Toba. Dikelilingi perbukitan dan pegunungan yaitu Gunung Pusak Buhit, Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Gunung Simanuk-manuk dan dengan air hangatnya yang asri, antara lain Air Hangat Bona ni Dolok (Samosir), hutan dan hamparan daerah pertanian sekeliling kawasan Danau Destinasi Toba - Toba Destination, sehingga menciptakan keseimbangan iklim yang alamiah. Di sisi lain kawasan ini juga rentan dan di beberapa titik sebagai jalur gempa. Debit air yang keluar dari outlet Sungai Asahan jelas terbukti sebagai pembangkit tenaga listrik (PT. Inalum) yang bertenaga besar dan masih banyak aliran sungai lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Memiliki potensi beberapa jenis pertambangan, dll. 4. Demikian juga dari segi budaya, memiliki beragam budaya dan seni karena dihuni beberapa etnik suku Batak (Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak). Kabupaten Samosir dengan Sianjur Mula-Mula-nya dibawah Gunung Pusuk Buhit yang diyakini banyak orang Batak sebagai asal-muasal Si Raja Batak. 5. Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikermbangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya. Antara lain: keindahan alam, wisata alam, berbagai perlombaan di atas danau, wisata budaya, wisata rohani, dll. Tidak berlebihan bila dianalogikan ?Kawasan Danau Toba Sorga Yang Membumi?. Ada pepatah Batak menyatakan : ? Unang ma mate ho molo ndang dope diliati ho Tao Toba? (Janganlah tinggalkan dunia ini sebelum Anda mengelilingi Danau Toba ). Di sisi lain, paskareformasi di Indonesia terutama sejak terjadinya ?Tragedi Bali?, kepariwisataan di Danau Toba terus-menerus merosot ? tidak bangkit-bangkit dan tidak bergairah. Keadaan ini tentu menimbulkan implikasi luas terhadap kepariwisataan di Danau Toba, kesejahteraan rakyat dan devisa negara. 6. Dari penelurusan yang kami lakukan, baik dengan mengelilingi Pulau Samosir dari danau dengan naik kapal maupun dengan melalui rute jalan darat, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi Kawasan Danau Toba sudah sangat mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan yang begitu massif terus-menerus berlangsung, walau di sisi lain masih memiliki potensi yang luar biasa pula. Dengan kata lain, Danau Toba sedang menangis, menjerit, mengalami tekanan pisik, ekonomi dan sosial budaya. Berbagai aktivitas, mulai dari perambahan hutan, industri, pertambangan, pencemaran, industri pariwisata yang mengabaikan lingkungan hidup yang baik dan sehat, perikanan asing dengan sistem kerambah, masuknya beberapa jenis ikan ke Danau Toba yang tidak sesuai dengan habitatnya, dan lain-lainnya menyebabkan terkonsentrasi satu ekosistem danau yang sebenarnya sangat rentan dengan aktivitas yang bersifat eksploitatif. 7. Danau Toba terkesan sebagai WC Raksasa. Gundulnya hutan, banjir dan tanah longsor tidak hanya membahayakan lahan pertanian dan pemukiman penduduk lagi tetapi juga mengakibatkan korban nyawa manusia, kekeringan, kegersangan dan sangat luas hanya ditumbuhi ilalang, banyak matinyai sumber mata air - ?mauas di topi ni tapian? (Haus ditepian Danau Toba ), rusaknya struktur tanah pertanian sehingga hasil pertanian para petani di seputar dan kawasan dan penyangga Danau Toba terus-menerus mengalami kemerosotan, padahal penduduk 7 kabupaten di seputar Danau Toba adalah 85 s/d 95 % adalah petani. Vegetasi yang dominan ditemukan terutama di Pulau Samosir dan pebukitan-pebukitan Danau Toba adalah semacam padang rumput, pohon pinus dan ekaliptus yang tentu sangat rakus air. Sementara itu di Danau Toba semakin menjamurnya pertumbuhan enceng gondok, ditemukan beberapa jenis tumbuhan di air Danau Toba yang dalam sejarahnya tidak pernah adanya tumbuhan tersebut, semakin langkanya habitat ikan asli Danau Toba, seperti , ikan Ihan Batak, ikan Mujahir, ikan Mas, ikan Pora-pora, Itok, dll. 8. Degradasi lingkungan yang sangat massif seperti ini tentu membahayakan ekositem Danau Toba. Tidak hanya memiskinkan dan membahayakan petani seputar Danau Toba atau hanya merugikan penduduk sekitar Danau Toba tetapi jelas akan merugikan warga dunia. Tidak berlebihan juga bila diprediksi bencana dan malapetaka pasti akan terjadi hanya menunggu masalah waktu saja bila tidak ditangani secara serius. 9. Keadaan ini bukannya tidak dipahami dan disadari masyarakat, namun karena tekanan ekonomi membuat mereka merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Bagi rakyat, urusan perut, biaya anak sekolah, biaya adat adalah ancaman bencana yang utama, dibanding ancaman bencana alam yang sebenarnya. Yang menggembirakan, di beberapa titik atau desa masih ada ditemukan perorangan maupun kelompok masyarakat yang berbuat untuk mengatasi keadaan tersebut. Tetapi apabila dilihat dari segi luasan dan besaran keadaan yang harus dipulihkan dan dilestarikan, jumlahnya masih tidak sebanding. 10.Pemerintah dan banyak pihak sudah banyak melakukan penelitian, studi, seminar, dialog publik lokakarya, perumusan konsep pengelolan Danau Toba. Lembaga, Forum, atau Kelompok juga sudah banyak menyatakan diri peduli Danau Toba. Proyek penghijauan dari era Orde Baru hingga paskareformasi sudah sangat besar mengeluarkan anggaran ? susah dihitung jumlahnya, akan tetapi dalam realitasnya belum ada yang dapat dilihat secara nyata dan signifikan adanya kebijakan pemerintah yang jelas dan terukur untuk mengelola, memulihkan dan melestarikan Danau Toba. 11. Pada tahun 2010 Presiden RI telah mengeluarkan Perpres dengan menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional. Dalam kerangka itu juga sedang dalam proses pembuatan rencana tata ruang yang khusus untuk itu. Ini tentu suatu kemajuan perhatian Negara terhadap pengelolaan kawasan Danau Toba ke depan dimana selama ini terkesan dilupakan, akan tetapi adalah hal yang wajar bila elemen-elemen yang memberi perhatian terhadap Danau Toba seperti kami, masih dibarengi rasa wanti-wanti karena masih wait and see apa perencanaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah. Di sisi lain, bila dilihat dari segi tatapemerintahan dari 7 kabupaten tersebut (otonomi daerah) belum kelihatan keperpaduan kebijakan dan perencanaan yang dilakukan. Masing-masing kabupaten menentukan kebijakan sendiri-sendiri. 12. Keunggulan komparatif Danau Toba adalah sebagai daerah pariwisata, tetapi bagaimana didukung dengan likungan hidup yang baik dan sehat, sosial dan budaya yang berbasis budaya lokal, kearifan lokal, menyejahterakan rakyat dan menjamin kehidupan yang berkelanjutan. Oleh karena itu kawasan Danau Toba membutuhkan pembenahan, pengelolaan yang komprehensip dan keterpaduan berbagai pihak. Hanya dengan niat, motivasi, dan keterpaduanlah kerusakan ini dapat dipulihkan dan dikembangkan sehingga kawasan Danau Toba dapat diandalkan sebagai daerah wisata yang dikagumi, diunggulkan dan bermanfaat bagi warga Dunia. Kalau tidak, Danau Toba hanyalah kenangan sejarah saja. Oleh karena itulah kami yang bergabung di Yayasan Pusuk Buhit dan Forum Peduli Danau Toba, sebagai bagian dari warga bumi, berkomitmen dalam mewujudkan Kawasan Danau Toba sebagai salah satu situs sejarah dunia ? keajaiban dunia - menjadi suatu habitus baru yang tidak serakah dengan alam, berbasis budaya lokal dan kearifan lokal yang menyejahrahterakan rakyat dan menjamin kehidupan yang berkelanjutan (livehood) dengan ini mengharapkan agar : 1. Perlunya satu Badan Khusus atau minimal Badan Otorita Pariwisata Danau Toba atau Otorita Danau Toba yang diberi tugas dan wewenang dalam mengelola Kawasan Danau Toba sebagai kawasan yang dapat diandalkan secara internasional yang berbasis lingkungan dan budaya serta menyejahterakan rakyat dengan Penetapan Presiden RI dan Anggaran APBN atau melalui RUU Otorita Danau Toba yang diajukan Bapak Presiden ke DPR RI. 2. Perlunya tindakan segera pemulihan dan pelestarian Kawasan Danau Toba dengan perencanaan dan Anggaran APBN. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami haturkan terima kasih. Salam hormat kami, Yayasan Pusuk Buhit dan Forum Peduli Danau Toba Efendy Naibaho Ketua Tembusan disampaikan dengan hormat kepada : 1. Yth: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2. Yth: Ketua2 Fraksi di DPR RI 3. Yth: Gubernur Sumatera Utara 4. Yth: Bupati di Kawasan Danau Toba 5. Yang dianggap perlu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun