Bengkayang, Matakalbar – Salah satu koordinator utama program Kinerja-Usaid provinsi kalbar menyambangi sekolah mitra dalam kunjungan bersama konsultan pendidikan dan pengembangan MBS. Adapun sekolah yang dikunjungi meliputi SD 5 Lamat Semalat dan SD 9 Rangkang. Dengan tujuan melihat secara langsung unit layanan, dalam hal ini sekolah dampingan sudah mengimplementasikan MBS dan memastikan sejauh mana proses perbup tentang standar pelayanan minimal. Adapun menurut pengamatan nya kedua sekolah tersebut sudah baik, hanya saja ada tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang baru, untuk SD 5 Lamat semalat sudah membuat dokumen perncanaan dengan melibatkan komite sekolah dan telah menempelkan ke papan informasi. Sama halnya dengan SD 9 Rangkang telah membuat dokumen perencanaan dengan melibatkan komite sekolah, tetapi tidak menempelkannya di papan informasi. “MBS bukanlah program baru dari Kinerja – Usaid, ini programnya Kementrian Pendidikan yang tertuang di standar pelayanan minimal, untuk itu tidak hanya 20 sekolah dampingan, karena ini berlaku bagi seluruh sekolah di Indonesia. Seluruh stakeholder dari pusat sampai daerah bertanggung jawab, karena itu adalah Hak warga Negara,” ungkap Chandra Nurhasanudin selaku provincial coordinator. Disamping itu skepala sekolah SD 9 Rangkang, B. Dwi Budi P. S.Pd bahwa “Kerjasama yang dilakukan Kinerja – Usaid sangat bermanfaat bagi sekolah. Terutama dari segi administrasi terencana dan tertata rapi.” Selain itu Yulius Tefu, S.Pd selaku pengawas tingkat – SD Bengkayang, mengatakan untuk ke depan kerja sama dengan orang tua murid perlu ditingkatkan karena walau bagaimanpun perlu merangkul komite sebagai mitra sekolah, serta Bengkayang, Matakalbar – Salah satu koordinator utama program Kinerja-Usaid provinsi kalbar menyambangi sekolah mitra dalam kunjungan bersama konsultan pendidikan dan pengembangan MBS. Adapun sekolah yang dikunjungi meliputi SD 5 Lamat Semalat dan SD 9 Rangkang. Dengan tujuan melihat secara langsung unit layanan, dalam hal ini sekolah dampingan sudah mengimplementasikan MBS dan memastikan sejauh mana proses perbup tentang standar pelayanan minimal. Adapun menurut pengamatan nya kedua sekolah tersebut sudah baik, hanya saja ada tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang baru, untuk SD 5 Lamat semalat sudah membuat dokumen perncanaan dengan melibatkan komite sekolah dan telah menempelkan ke papan informasi. Sama halnya dengan SD 9 Rangkang telah membuat dokumen perencanaan dengan melibatkan komite sekolah, tetapi tidak menempelkannya di papan informasi. “MBS bukanlah program baru dari Kinerja – Usaid, ini programnya Kementrian Pendidikan yang tertuang di standar pelayanan minimal, untuk itu tidak hanya 20 sekolah dampingan, karena ini berlaku bagi seluruh sekolah di Indonesia. Seluruh stakeholder dari pusat sampai daerah bertanggung jawab, karena itu adalah Hak warga Negara,” ungkap Chandra Nurhasanudin selaku provincial coordinator. Disamping itu skepala sekolah SD 9 Rangkang, B. Dwi Budi P. S.Pd bahwa “Kerjasama yang dilakukan Kinerja – Usaid sangat bermanfaat bagi sekolah. Terutama dari segi administrasi terencana dan tertata rapi.” Selain itu Yulius Tefu, S.Pd selaku pengawas tingkat – SD Bengkayang, mengatakan untuk ke depan kerja sama dengan orang tua murid perlu ditingkatkan karena walau bagaimanpun perlu merangkul komite sebagai mitra sekolah, serta menerapkan prinsip trasparansi dan akuntable. Dan juga penting untuk di ketahui bahwa kepala sekolah harus berjiwa EMASLIM (Education, Manager, Administrator, Supervisor, Leadership, Inspirator, dan Motivator). (Efendi Suseno)menerapkan prinsip trasparansi dan akuntable. Dan juga penting untuk di ketahui bahwa kepala sekolah harus berjiwa EMASLIM (Education, Manager, Administrator, Supervisor, Leadership, Inspirator, dan Motivator). (Efendi Suseno)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H