[caption caption="Usulan Rancang Ulang Maskot Asian Games 2018"][/caption]
Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) mengumumkan logo resmi Asian Games 2018 yang telah mereka buat kepada publik. Maskot bernama ‘Drawa’ ini berwujud cenderawasih, burung asal Papua. Namun Drawa tidak disambut dengan baik oleh publik karena dianggap kurang pantas mempresentasikan ajang sekelas Asian Games. Berbagai pihak menganggap maskot tersebut tidak memiliki makna filosofis dibaliknya, serta tampilan visualnya dianggap tidak maksimal.
Menanggapi isu ini, KEMENPORA akhirnya terbuka untuk menerima usulan revisi dari maskot yang sudah ada. Kreavi sebagai jejaring kreatif Indonesia yang menghubungkan puluhan ribu kreator visual lokal, memfasilitasi permintaan para kreator untuk membuat gerakan independen yang menampung usulan rancangan ulang maskot ASIAN GAMES 2018 dengan mengadakan “Kreavi Challenge RE-DRAW-A-MASCOT”.
Kompetisi yang bertujuan untuk menunjukkan potensi kreator lokal berkualitas ini tidak terasosiasi dengan pihak manapun dan bukan merupakan program resmi dari KEMENPORA/ASIAN GAMES 2018. Dalam kompetisi ini, Kreavi menggandeng 17 juri yang merupakan para ahli dan profesional dari berbagai bidang seperti marketing, akademisi, desain, urban art, toy dan komik, teknologi, hingga media.
Submisi yang berlangsung pada 6 Januari hingga 3 Februari 2016 berhasil menjaring 345 karya yang berasal dari Papua, Lampung, Malang, Medan, Bandung, Bantul, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bali, Banten, Gresik, Banyuwangi, DKI Jakarta dan berbagai kota lain di Indonesia. Dari ratusan karya tersebut, Kreavi.com menyaring 20 karya terbaik, yang kemudian diseleksi menjadi 10 besar oleh dewan juri. 10 karya pilihan juri tersebut kemudian akan divoting oleh publik pada tanggal 6-11 Februari 2016 di sini.
"Saya bangga dengan antusiasme teman-teman peserta kompetisi maskot Asian Games 2018. Mereka bersemangat untuk merancang maskot dengan sangat kreatif. Elemen yang ditampilkan juga beragam dari seluruh penjuru nusantara, misalnya ornamen dari Papua,” kata Hartono Karnadi, Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia - Yogyakarta, yang merupakan salah satu juri kompetisi ini.
“Semoga desain maskot baru yang terpilih nantinya bisa bikin Indonesia makin keren 100 kali lipat,” kata Dennis Adishwara, CEO Layaria.com.
Faza Meonk, kreator karakter Si Juki yang juga merupakan CEO Pionicon - sebuah perusahaan manajemen karakter fiksi lokal - mengatakan, “ Inilah penandakan kalangan kreatif Indonesia sebetulnya peduli dengan kegiatan yang dilakukan negara dan mau wajah Indonesia tampil sebaik-baiknya lewat Maskot. Harusnya pemerintah segera merespon kegiatan kreatif seperti ini secara lebih kolaboratif lagi. Tentu saja saya berharap desain maskot pemenang Kreavi Challenge ini dapat dipakai secara resmi oleh Asian Games 2018.”
“Saya berharap hasil-hasil terbaik ini akan diapresiasi dan digunakan oleh Asian Games. Karena saya menilai potensi karya yang masuk sudah memiliki standar global, alias nggak malu-maluin,” kata Andi Martin, CEO Kratoon.com.
Hasil voting publik akan diakumulasikan dengan penilaian juri untuk mendapatkan pemenang utama yang akan diumumkan pada 15 Februari 2016. Para pemenang akan mendapatkan hadiah uang senilai total 30 juta rupiah, serta exclusive toy dari Glitch Network dan figure dari JTOKU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H