Mohon tunggu...
W. Efect
W. Efect Mohon Tunggu... Penulis - Berusaha untuk menjadi penulis profesional

if you want to know what you want, you have to know what you think

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gadis Itu Bernama Mirna (3)

15 Desember 2022   03:15 Diperbarui: 15 Desember 2022   03:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh : Wied Efect

Ingatanku justru tertuju pada Mirna, siapakah Mirna, kenapa ia begitu mirip dengan Lisa. Aku memang tak begitu akrab dengan Lisa disamping ia lain kampus tapi juga Lisa sudah memiliki pacar waktu itu sehingga aku lebih focus mengejar Christine cewek bule dari Australia. Aku juga tak mengerti kenapa Lisa masih mengingatku. "apakah benar kamu Lisa yang pernah kukenal dulu?" ia tidak menjawab, hanya senyum yang mengembang dibibirnya. "kamu memang banyak berubah Bim. 

Sepertinya kamu tidak lagi cekatan seperti dulu." Ia berusaha menebak sikapku yang memang masih ragu untuk mengatakan kalau yang duduk disampingku itu Lisa. "Rencana mau kemana Bim." Tanya Lisa segera. "Aku mau cari penginapan, besuk harus sudah laporan." "ketempatku saja." Aku masih ragu, apakah wanita yang menamakan dirinya Lisa itu benar-benar ingin berbuat baik atau sebaliknya. Tapi biarlah aku ingin tahu juga apakah ia benar-benar berbuat kebaikan terhadapku, "Yah, kalau tidak keberatan. Tak apalah." Ia tersenyum. 

Di Jakarta sebenarnya aku belum begitu hafal jalan-jalannya, aku hanya sering memasrahkan jalur lintasan pada taksi. Di sebuah jalan, mobil Lisa dibelokkan ke kanan. Menuju sebuah rumah lantai dua. Halamannya cukup luas. Ada tiga mobil di parkir disitu, dua satpam tengah asyik ngobrol, salah satu diantaranya segera membuka pintu. 

Dua orang perempuan tengah asyik ngobrol tak jauh dari pintu utama. Rupanya satu diantara mereka bertamu satunya lagi segera masuk kedalam rumah setelah temannya tersebut melangkah keluar. Betapa terkejutnya aku melihat seorang perempuan yang pernah aku kenal.

 "Mirna?" batinku. Wanita itu beradu pandang denganku, ia memandang tak berkedip. 

"Ma, siapa orang ini." Lisa tersenyum,"Dia teman Mama Mir."

 "Maaf, apaklah anda Mirna." Lisa mengerutkan keningnya. 

"Apakah kalian sudah saling mengenal." Kalau benar dia Mirna, dia pernah bertemu dengan ku di Stasiun Gambir. 

"Benar Ma, bukankah Mama yang simpan kartu namanya." Lisa tersenyum. 

Ini suatu yang benar-benar tidak aku duga sebelumnya, aku bertemu dengan dua orang wanita dalam satu rumah. Mereka sama-sama mengenal aku. "Mir.." sapa Lisa, "Tolong tunjukkan kamar untuk om Bimo ya, aku ada wawancara dengan wartawan hari ini." "wawancara?" batinku, mungkin Lisa masuk orang penting, sehingga wartawan akan mewawancarainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun