Mohon tunggu...
W. Efect
W. Efect Mohon Tunggu... Penulis - Berusaha untuk menjadi penulis profesional

if you want to know what you want, you have to know what you think

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ketika Angin Meliar Irama Musim

9 Mei 2017   09:12 Diperbarui: 9 Mei 2017   09:30 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bergerak memutar melingkar, menjadi sasaran pijak

matahari hingga menggeliat mimpi-mimpi,

kalau saja hembusan angin belum juga mampu meniupkan kesejukan

selalu saja memekikkan semangat inisiator menggelora

supaya tiang-tiang penyangga semakin tergores pekiknya,

walau masih tersisa semangat supaya tiang-tiang tetap berdiri tegak.

gelombang yang terus menghantam,

gelombang angin terus menyusup dalam pikiran,

menjadi pertanda akan robohnya tiang-tiang penyangga

anginpun semakin menelanjangi irama musim ini

kumparan derunya meraung hendak mencari sosok-sosok target

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun