Gempa yang terjadi ditahun 2006 itu telah menyisakan kepedihan dalam keluarga ku, bagaimana tidak. Saya sebagai Pegawai Negeri Sipil, dengan gaji pas-pasan, harus bangkit untuk membangun rumah kembali, membangun usaha lagi untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Dan yang kami usahakan denan bantuan lima belas juta rupiah itu, aku harus mencari tambahan dana dan yang paling gampang adalah dengan menggunakan gaji sebagai jaminannya dan itu yang paling gampang.
Disamping bertanggungjawab merampungkan bangunan, masih menyisakan hutang terdahulu, dan itu terasa berat bebannya dalam menyandang kehidupan sehari-hari, namun bagaimanapun tetap diperjuangkan agar pondasi hidup ini jangan sampai terguncang, minimalnya dapur tetap ngebul, begitu istilah orang jawa.
Karena dana banyak terserap merampungkan bangunan (meski hanya seadanya, paling tidak untuk ngeyup, panas tidak kepanasan hujan tidak kehujanan), dan itupun sudah bias kami laksanakan meskipun sampai saat ini bangunan  masih tetap sederhana, dan untuk merenovasi lebih baik lagi sudah kesulitan mencari dananya.
Gaji sebagai PNS sudah habis dipakai sebagai jaminan, tidak lain untuk merampungkan bangunan rumah akibat gempa yang terjadi tahun 2006 itu. Usaha untuk menambah penghasilan tetap diperjuangkan dengan usaha wirausaha dari istri namun usaha yang diperjuangkan juga tidak bisa kontinyu dikarenakan, modal yang digunakan juga untuk menutup hidup sehari-hari, sehingga sampai dengan saat ini, meskipun status sebagai PNS namun sebagian besar gaji sudah dijaminkan ke Bank.
Perjuangan tetap kami usahakan bersama istri, namun kami hanya sebatas berjuang untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi tentang hasil, ya dari Tuhan sendiri nantinya yang dapat mengukir keberhasilan.
Harapan kami dalam kehidupan dimasa mendatang semoga anak-anakku dapat berhasil dengan baik dalam meniti masa depannya. Berjuang dan berjuang, hanya itu yang kami lakukan sampai saat ini meski belum juga ada perubahan.Dan kami keluarga kecil masih memiliki harapan, karena kami percaya bahwa Tuhan akan memberi jalan dan akan indah pada waktunya (Maret 2017).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H