Aku membaca beberapa blog yang membahas mengenai keindahan bawah air yang terdapat di Pulau Pahawang, Lampung. Begitu juga postingan foto dengan spot-spot menakjubkan di Instagram. Ada beberapa caption yang memang memberikan penjelasan detail mengenai foto, termasuk di dalamnya akses menuju ke lokasi, pulau yang dituju berikut pulau-pulau terdekat dengannya, lama perjalanan, mudah tidaknya perjalanan menuju ke sana, estimasi biaya yang dibutuhkan dan yang pasti hasil yang diperoleh. Kebanyakan sih mengaku puas. Apa yang didapat, sepadan dengan apa yang telah dikorbankan untuk menuju ke sana.
Saat ini, lokasi ini menjadi incaran banyak orang untuk dikunjungi, terutama anak-anak muda. Istilahnya, “Tempat hits”. Bukan hanya anak-anak muda setempat, melainkan juga dari berbagai kota di seluruh Indonesia. Dari beberapa postingan yang aku baca, mereka datang sengaja untuk menikmati keindahan alam Indonesia, tapi ada juga yang datang ke sana hanya karena ikut-ikutan teman, ada juga yang memang pure pingin ketemu, Nemo. Iya, ikan cantik dan lucu yang ada di dunia bawah air Pahawang. Eh, ada juga yang ingin menepati janji pada dirinya sendiri HARUS KE PAHAWANG. Salah satunya adalah Aku. Hehehe.
Untuk yang satu ini, aku setuju dengan salah satu kalimat yang Trinity ucapkan pada film Trinity The Nekad Traveller “Ketika kamu menginginkan sesuatu, alam semesta seakan mendengar dan membantu mewujudkannya.” Dalam film ini, Trinity juga punya yang namanya Bucket List, yaitu list hal-hal yang ingin dia lakukan sebelum mati. List ini ditulis dalam sebuah buku yang mirip buku harian, tapi ya itu, diberi nama Bucket List. – Menulis itu ibarat Doa, kita tulis dan semesta mengamininya – Trinity.
Jadi ceritanya, dulu aku menghabiskan beberapa tahun waktuku di Bandar Lampung untuk kuliah. Lampung sendiri terkenal dengan banyaknya destinasi wisata alam di dalamnya. Mulai dari pantai-pantai yang berbeda-beda keindahannya, laut yang beragam warnanya (maksudku, kamu silahkan datang sendiri dulu ke salah satu lautnya Lampung dan buktiin sendiri kebenaran tulisanku. Setidaknya satu laut ada 3 warna – ya iyalah beda warna sesuai tingkat kedalaman laut dan biota yang hidup didalamnya. Hahaha), air terjun, dan masih banyak panorama alam lain yang bisa kamu nikmatin di sana. Sayangnyaaa, selama di Lampung, aku sepertinya menjadi salah satu warga yang kurang beruntung karena belum sempat menjelajahi keindahan-keindahan alam tersebut.
Enam tahun yang lalu, istilah travelling belum seperti semenarik istilah travelling sekarang. Aku bersama teman-teman sebenarnya sudah menjelajahi beberapa lokasi yang bisa kami jangkau dengan bermodalkan sepeda motor saja, namun itu hanya menjadi konsumsi pribadi. Belum ada terpikirkan untuk berbagi cerita mengenai keindahan lokasi yang kami datangi, apalagi berbagi informasi tentang bagaimana menuju ke sana.
Oke, lupakan tentang betapa kurang beruntungnya aku karena sekarang aku tengah berupaya untuk membayar semua waktu yang berlalu di sana tanpa meninggalkan jejak kaki. Satu per satu destinasi wisata itu kusimpan rapat-rapat dalam imajinasi dan harapanku. Target pertama: PULAU PAHAWANG dan SNORKLING DI SANA!
Mungkin ini terdengar sedikit berlebihan, tapi faktanya, di salah satu sudut kamar kostku, ada beberapa destinasi impian yang memang sangat kuidamkan. Aku sengaja menempel di sana sejajar dengan tempat tidur. Jadi ketika aku akan tidur dan baru membuka mata dari istirahatku, aku bisa mengingatkan diriku akan impianku. Menyemangatiku untuk melakukan yang terbaik dalam hari hariku. Salah satu yang tertempel di sana adalah gambar seseorang yang tengah snorkling di Pahawang. Gambar itu bukan gambar seseorang yang spesial buatku, gambar itu hanya kuambil dari google, kucetak lalu kutempel rapi. Yang spesial dari sana hanya, aku bisa membayangkan bahwa orang itu adalah aku yang tengah menikmati keindahan bawah laut Pahawang, bermain bersama ikan, melihat karang, serta Nemo yang kata mereka sangat lucu.
Aku menepis fakta bahwa aku tidak begitu mahir berenang. Aku hanya meyakinkan diriku, kelak aku akan ada di sana. Satu sisi, kalau mau jujur sih ya karena tengsin. Setelah pindah dari Lampung dan kerja di Bekasi, teman-teman kantor pada nanya “Udah pernah ke Pahawang?” terus aku jawab “belum”. Padahal beberapa teman yang tidak tinggal di Lampung sudah lebih dahulu berkunjung ke sana. Ish, malu. Kesel. Sebel sama diri sendiri. Hahahah
Gambar itu aku tempel tanggal 4 Desember tahun 2016 lalu. Aku belajar untuk terus percaya bahwa kelak semua destinasi impian ini akan segera kucentang pertanda aku telah menginjakkan kakiku di sana. Sampai akhirnya pada tanggal 10 Maret 2017 lalu, salah satu komunitas yang kuikuti berencana ke sana. Engga perlu mikir panjang, aku langsung mendaftarkan diri. Hehehe.
Nah, ini salah satu keuntungan bergabung dengan komunitas. Selain kamu punya banyak teman, kamu bisa mengasah hobimu dengan saling belajar satu sama lain, kamu tidak akan ketinggalan informasi apapun apalagi jika punya teman yang up to date banget mengenai berita, dan yang paling menarik adalah kamu punya teman untuk travelling. Banyak sih sebenarnya manfaatnya. Tapi dalam case ini, buatku yang paling menarik adalah aku memiliki teman untuk travelling. Hehehe.
Yep, 12 Maret 2017, sekitar pukul 10.00 WIB, aku menginjakkan kaki di KETAPANG PORT, PESAWARAN. Tempat penyeberangan menuju Pahawang dengan menggunakan perahu yang ditempuh selama kurang lebih satu jam. Hehehe. The Power of believing, right?. Aduh, rasanya jangan ditanya. BAHAGIA pake banget! Norak? Bodo amat, namanya juga lagi nikmatin mimpi yang jadi nyata. Hahahah.