Halo, namaku Ana.
Gadis kecil yg kau undang hadir ke dunia beberapa tahun silam.
Masih ingat betapa sakitnya ketika aku ingin melihat dunia ini?
Kau menangis! Menjerit! Berteriak! Tak peduli dengan dirimu...
Lalu aku hadir.
Dengan air mata dan jerit melengking yang bagimu adalah kebahagiaan, obat dari segala sakit yang baru saja kau rasakan.
Waktu berlalu...
Terkadang, aku lupa, bahwa dulu kau terlalu berkorban untuk hadirku.
Terkadang, aku pikir ucapan mu hanya marah belaka.
Bahkan terkadang, suatu kepuasan bagiku ketika marah menguasai dirimu akibat ulahku
Degil.
Keras kepala.
Egois!
Masih banyak, Ma.
Aku bahkan tidak tahu kapan dan dari siapa aku belajar semua itu
Hanya saja,
Kau terlalu mencintaiku untuk melepaskan semua marahmu.
Sudahlah!
Aku tengah belajar mendewasa.
Belajar menjadi wanita hebat sepertimu, sebagaimana takjub akanmu mampu memporakporandakan kekerasan hatiku.
Aku semakin jatuh cinta padamu, pun pada perangaimu.
Tanpa sadar, waktu bergulir tak menungguku berbenah untuk membahagiakanmu.
Kau semakin menua.
Wajah tergerus lelah,
Tenaga melemah.
Selamat ulang tahun, Ma
Terlalu banyak yang ingin kusampaikan...
Terlalu banyak yang ingin kuungkapkan.
Namun di atas segala impian,
Aku mengharap satu belas kasihanNya.
Menualah, Ma, dengan bahagia.
Menualah dengan penuh sukacita.
Menualah dengan tawa
Sesungguhnya, tak cukup air mata ini jika pun aku harus bertelut, bersujud memohon maaf di kakimu.
Hatiku berbisik, aku hanya ingin bahagiakanmu
Bahagiakan masa tuamu.