Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengintip Kata

20 Juni 2016   13:23 Diperbarui: 20 Juni 2016   13:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: http://ex3onfire.blogspot.co.id/2012/03/buka-bukaan-harap-tenang-ada-ujian.html

Menulis. Saya pikir kata ini adalah perpaduan antara keisengan, hobby atau hidup seseorang yang "nyemplung" di dalamnya. Saya pernah membaca satu kalimat yang cukup bikin adem untuk semua penulis "Setiap tulisan akan selalu memiliki takdirnya sendiri, tak peduli separah apapun dia kau ciptakan!" 

Keisengan untuk menulis bermula dari sebuah ide, dituang dalam coretan-coretan, dirangkum dalam jejeran kalimat membentuk sebuah paragraf lalu berakhir dalam sebuah tulisan yang memiliki makna dan manfaat bagi pembacanya. Keisengan yang dijadikan sebagai rutinitas akan membatu sebagai kebiasaan beralih menjadi hobby yang ketika tidak dilakukan akan menimbulkan keresahan bagi yang bersangkutan. Hobby yang akan menjadi hidup seseorang, yang akan terasa kosong jika tidak dilakukan. 

Ide tidak melulu datang secara rutin, kadang datang di waktu-waktu yang tidak memungkinkan untuk menulis, kadang datang saat kita sedang menuangkan ide lain dalam satu tulisan, kadang datangnya "ngawur" alias engga nyambung dengan tulisan yang sedang kita garap, bahkan terkadang ide itu tidak mau datang sama sekali hingga berwaktu-waktu lamanya. Tidak perlu kamu sedang membutuhkannya atau tidak, yang jelas apapun usaha yang kamu lakukan, dia tidak mau datang. 

Tentang menulis, sering kali penulis merasa minder dan tidak percaya diri dengan tulisan yang telah diselesaikannya. Sederhana saja, satu artikel yang telah diselesaikan dan hanya tinggal klik publish saja, terkadang penulis (baca: saya) masih mikir ulang publish tidak ya? publish tidak ya? 

Sesaat sebelum publish artikel di Kompasiana, sering sekali penulis berpikiran ini artikel perlu publis tidak ya? Ada yang akan baca tidak ya? Viewernya akan banyak tidak ya? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul hingga menghadirkan keragu-raguan untuk publish. Semoga tidak ada yang menghapus artikel milikinya atau tidak mempublish nya hanya karena keragu-raguan semata.

Berkaca dari kalimat yang dikumandangkan "Tetua Kata" bahwa setiap tulisan akan memiliki takdirnya sendiri, saya rasa itu benar. Tak perduli sesederhana apapun tulisan, akan ada satu dua orang yang mengena dengan tulisan itu sendiri. Atau artikel yang dibuat kebetulan tepat dengan artikel yang sedang dibutuhkan pembaca, atau ekslusifnya tulisan itu dipublish oleh media cetak atau mungkin online dan penulis mendapatkan royalti dari hasil tulisannya.

Dan jika hal ekslusif itu belum datang menjemput tulisanmu sebagai takdir dari masing-masing mereka yang telah kau lahirkan, percaya saja, akan selalu ada orang yang diam-diam membaca hasil karyamu dan menantikan karya-karyamu yang kamu kira sangat sederhana itu. Kamu hanya perlu percaya dengan hasil karyamu dan tidak memandang rendah terhadapnya.

Aku menyebutnya pengintip kata! Diam-diam membaca lalu berkomentar atau mengutip satu dua kalimat yang kamu tuangkan di artikelmu atau hal lainnya yang mengapresiasi tulisanmu. Bukankah itu keren? 

Tentang menulis, teruskan saja! Kamu memiliki secret  admirer di luar sana tanpa sepengetahuanmu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun