Generasi Milenial ke bawah, benarkah generasi anti sosial?
Manusia saat ini sering sekali mendapat julukan "anti sosial". Mementingkan layar ponsel dibanding berkomunikasi langsung dengan orang di sampingnya. Sibuk dengan orang di kejauhan hingga abai pada mereka yang hadir di depan mata.
Aku pernah lihat sebuah ilustrasi yang menggambarkan kemajuan teknologi. Dua gambar yang sebenarnya kurang lebih sama hanya latar dan medianya saja yang berbeda.
Berada di sebuah bus, dalam gambar berlatar hitam putih, sejumlah bapak dengan pakaian siap berangkat kerja menggenggam lembaran koran di tangannya. Mereka menikmati berita selama perjalanan entah kemana tujuannya.
Padahal, meski tanpa ponsel sekalipun, bapak-bapak itu juga tak mengobrol. Merekapun abai dengan orang yang ada tepat di sampingnya. Sibuk menikmati informasi.
Gambar di bawahnya, ya gambaran masyarakat urban dengan ponsel di tangan. Sama saja cueknya, media dan warna latarnya saja yang berbeda.
Jadi kepikiran, dulu, para bapak itu disebut anti sosial juga ngga ya?
Generasi Milenial sampai Alpha, si generasi konsumen hingga produsen konten
Kalau bapak-bapak di atas hanya menikmati berita lewat koran atau majalah, maka dengan bantuan intenet provider, generasi Milenial hingga generasi Alpha bisa mendapatkan keduanya di saat yang bersamaan. Sebagai penikmat berita, sekaligus produsennya.Â
Sudah bukan rahasia bahwa mendapatkan penghasilan, kini tak melulu harus bolak balik di jalanan.