Makan di Wedangan Gareng ini sistemnya prasmanan. Tinggal ambil saja menu-menu yang kamu suka atau yang ingin kamu coba. Kecuali minumannya karena harus dianterin oleh petugas.
Khusus untuk minuman, menurutku bahkan semacam kejutan. Entah bagaimana rupa, rasa dan sajiannya, hanya petugas dan mereka yang sudah berlangganan saja yang tahu.
Nantinya, menu-menu tersebut akan dibawa ke kasir, ditotal lalu dibayarkan. Bila ada menu yang harus diolah terlebih dahulu, cumi bakar misalnya, kamu bisa berikan menu tersebut kepada petugas, sementara kamu bisa langsung menuju meja makan.
Setelah diolah, petugas akan mengantarkan menu pesananmu ke meja dimana kamu menikmati sajian makanan pilihanmu.
Namanya Wedangan Nala Gareng, wedangan yang kami kunjungi petang itu.
Menu wedangan yang bertempat di Jl. Basuki Rahmat, Kerten, Laweyan ini terbilang murah, hanya dihargai dari Rp 5.000 - Rp 15.000 saja. Ngga heran kalau wedangan ini kerap ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Begitu penuhnya, pengunjung yang ingin datang ke wedangan milik Bu Ninik ini dianjurkan untuk reservasi terlebih dahulu, terutama bila ingin berkunjung bersama rombongan.
Namun ada satu menu tradisional yang cukup bikin emosional. Bukan emosi secara harfiah tentu saja, hanya saja, ini perdana kami menemukan menu hangat dengan tampilan yang cukup ekstrem begini. Antara kaget, seru dan lucu saat melihatnya.
Kami saling pandang lalu tertawa bersamaan begitu menyadari ukuran gelas yang datang ke hadapan kami tak seperti ukuran gelas pada umumnya.
Gelas yang berisi Jahe Kencur Jeruk Gula Aren ini disajikan di dalam sebuah gelas bening berukuran hampir seukuran tangan orang dewasa. Besar sekali.