Bicara soal desa wisata memang tak ada habisnya. Di satu sisi, desa biasanya dilimpahkan kecantikan alami yang tak akan pernah ditemukan di perkotaan. Sejuk, tenang, bersih dan menyenangkan.
Di sisi lain, kecantikan yang dimiliki desa, ini laksana surga tersembunyi yang tak bisa digapai orang lain oleh karena sejumlah faktor, seperti minimnya akses transportasi, hingga jalanan yang tak ramah untuk dilalui kendaraan bermotor. Belum lagi penerangan yang umumnya belum merata hingga menuju desa.
Ngga heran, alih-alih jadi terkenal dan jadi tujuan rebutan wisatawan, desa yang berpotensi menarik turis ini malah dilabeli dengan nama "Lokasi yang tak tampak di peta" sebagai indikasi tempat terpencil yang tak populer.
Padahal, kalau saja keindahan ini dilirik oleh Pemerintah, tentu tak sedikit potensi yang bisa didapat dari desa-desa cantik yang ada di Indonesia.
Beruntungnya, tren wisata belakangan berubah. Tujuan wisata para pelancong tak lagi kota-kota mewah dan indah, desa-desa wisata yang menawarkan kesejukan, ketenangan, kedamaian namun dilengkapi pula dengan akomodasi yang mumpuni masuk dalam list tujuan.
Untungnya, tren dan kesempatan ini dibaca oleh sejumlah desa, warganya serta Pemerintah Daerah. Dengan bergandeng tangan melakukan berbagai upaya untuk menggerakkan sektor pariwasata desa lewat sejumlah kreatifitas.
Dibantu Pemerintah lewat ADWI
Lega rasanya saat mengetahui, upaya ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memberikan apresiasi kepada masyarakat penggerak sektor pariwisata dalam upaya percepatan pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa lewat kehadiran Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
ADWI inilah yang kemudian bisa dimanfaatkan menjadi momentum semangat baru bagi masyarakat untuk terus berprestasi, opsi mempromosikan potensi serta menumbuhkan harmonisasi Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Masyarakat Desa dan Penggiat Pariwisata.
Tak cukup hanya keindahan alam saja tentunya, ada sejumlah kategori lain yang turut dinilai bila suatu desa ingin mencoba peruntungan mendongkrak nama lewat ADWI, seperti daya tarik pengunjung, homestay, digital dan kreatif, suvenir, toilet umum, CHSE, hingga kelembagaan desa.
Mengintip Desa Wisata Carangsari bersama Adira Finance
Mengusung tagline "Carangsari The Historical Village", Desa Carangsari, lewat kreatifitas masyakaratnya untuk bangkitkan perekonomian warga lokal dan Indonesia melalui desa wisata, berhasil mendapatkan gelar Desa Wisata Badung Utara seperti tertuang dalam Perbup No. 47 Tahun 2010.
Baru-baru ini, Adira Finance yang turut memeriahkan festival kreatif lokal, mengajak para pengikutnya menikmati kecantikan desa wisata ini.
Bukan tanpa alasan, Desa Wisata yang sudah dua kali dikunjungi Menteri Pariwasata, Sandiaga Salahuddin Uno ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang menakjubkan.
Untuk urusan wisata alamnya, ada aktivitas rafting atau arung jerang di Sungai Ayung, atraksi wisata gajah serta cycling bersepeda yang dikelola pengusaha lokal dengan melibatkan warga lokal.
Adanya aktivitas bersepeda di jalanan yang baik dan layak, membuat desa ini bisa berbangga karena hadir sebagai desa wisata ramah berkendara. Berkembang pesat dari hanya rafting, Desa Wisata Carangsari kemudian menawarkan paintball, dan outbond yang memberikan lebih banyak pilihan hiburan kepada pengunjung.
Tak hanya itu, tanah kelahiran pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai ini, dikenal dengan kebudayaan dan adat istiadat yang kental. Belum lagi wisata religi "Melukat" yang bisa dicoba oleh pengunjung.
Di samping itu, ada pula sejumlah kesenian yang bisa dinikmati seperti Topeng Tugek Carangsari.
Tak lupa pula kuliner coklat yang diolah langsung dari hasil buah coklat asli Carangsari Petang yang berkualitas.
Pengunjung berkesempatan pula membuat sendiri bentuk coklat yang ingin dinikmati atau untuk membawanya pulang sebagai buah tangan bagi orang-orang yang dicintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H