Repotnya menonton film horor di bioskop dengan anak di bawah umur
Saat film Insidious mulai tayang perdana tahun 2010, kami memutuskan untuk menontonnya bersama di bioskop.
Kala itu, adikku baru berusia 12 tahun, namun tetap memaksa ingin menonton bersama. Antusiasnya yang ditunjukkan sepanjang jalan membuat kami merasa tidak tega untuk menolaknya. Anak ini juga sangat berusaha untuk meyakinkan kami bahwa dia akan baik-baik saja selama film berlangsung.
Karena film memang cukup mendebarkan, dan suara-suara musik menyeramkan dari seluruh penjuru bioskop rasanya terus berputar menghantui seluruh penonton, sepanjang film berlangsung adikku merengek minta keluar, karena ternyata Insidious membuat nyalinya ciut dan ngga kuat menghadapinya.
Merepotkan memang saat kami sungguh-sungguh ingin menikmati film yang ketika itu disebut-sebut jadi film paling seram sepanjang tahun namun dipaksa untuk berhenti menyaksikan.
Solusinya, satu dari kami harus ikut keluar dari bioskop menemani adikku sementera yang lainnya tetap lanjut menyaksikan film.
Tak berhenti sampai di sana. Bayang-bayang seramnya Insidious rupanya terus menghantuinya hingga beberapa hari berlalu. Takut katanya. Ke dapur lari-lari, ke kamar mandi lari-lari atau minta ditemani.
Kenapa anak-anak sebaiknya tak ikut menonton film horor di bioskop
Tanggal 4 kemarin, setelah penantian panjang film Pengabdi Setan (2017) yang mau ditonton berapa kali pun tetap menyeramkan itu, kini kembali menghantui di layar bioskop Indonesia.
Film horor yang ini sudah dinanti-nanti sejak awal tahun 2022, sejak Joko Anwar mengumumkan bahwa sequelnya akan hadir di tahun yang sama.