Kembalinya Taylor Lautner ke dunia peran
Sebelumnya mau ngucapin selamat datang kembali di dunia peran, Bang Tay. Ahei! Bang Tay!
Setelah berhasil menjulang nama di seri Twilight, Taylor Lautner yang memegang peran jadi Jacob Black yang gantengnya kebangetan itu, hilang dari incaran paparazi. Hilang juga dari dunia peran.
Banyak desas desus tentang hilangnya Bang Tay dari depan kamera -- kita panggil begini saja -- termasuk salah satu alasannya katanya karena emang sengaja menghindar dari perhatian fans.
Tay yang kala itu masih berusia belasan tahun gosipnya sih ngga kuku alias ngga kuat sama histerisnya fans terhadap dia sebagai Jacob Black. Dan sejak itu, doi memutuskan minggir dulu dari dunia peran.
Entah apa alasan sebenarnya dibalik absennya Bang Tay, yang jelas doi hilang dan para fans kangen!
Tapi ngga pake bohong sih, Jacob Black di serial Twilight pesonanya luar biasa! Lebih cakep dari si pucat Edward Cullen sang vampir pilihan Bella Swan, malah. Ada yang setuju?
Sempat adu akting di tahun 2015 di film Tracers dan The Radiculous Six, Tay kembali hilang. Terakhir Bang Tay muncul di Miss Americana, film dokumenter tahun 2020 karya sutradara Lana Wilson yang ngebahas sang mantan -- siapa lagi kalau bukan Taylor Swift -- lalu hilang kembali.
Dan akhirnya awal tahun 2022, Tay kembali hadir di layar Netflix dalam film Home Team mengurangi kerinduan para fans. Masih Tay yang cakep, cuma kali ini versi lebih mature aja. Hahha.
Di film ini, Tay berperan sebagai Troy Lambert, coach sekelompok anak remaja yang tergabung dalam tim sepak bola New Orleans Saints yang rajin kalah di berbagai laga.
Sinopsis
Home Team merupakan film dari Amerika Serikat yang digarap oleh Charles dan Daniel Kinnane berkolaborasi dengan penulis naskah Chris Titone dan Keith Blum yang terinspirasi dari kisah nyata.
Seorang mantan pelatih kepala New Orleans Saints, Sean Payton yang diperankan oleh Kevin James, diduga terlibat dalam skandal hadiah hingga membuatnya diskors.
Sementara menunggu, Sean Payton memutuskan berkunjung kembali ke kediaman mantan istri dan anaknya.
Di sana, Sean bertemu dengan banyak hal, termasuk fakta betapa anaknya tak suka padanya serta bagaimana payahnya tim sepak bola putranya yang berusia 12 tahun itu. Â
Sean yang saat itu ikut menyaksikan laga tim anaknya hanya bisa gemes sendiri dan curi-curi memberikan arahan pada coach Troy. Dan benar saja, strategi yang disarankan oleh Sean berhasil memberi poin pada tim sang anak setelah sebelumnya tim tersebut selalu berakhir dengan angka 0.
Coach Troy yang merasa terbantu mencoba negosiasi dengan berbagai tawaran agar Sean berkenan terlibat dalam tim dan memperbaiki tim sang anak.
Berhasilkah Troy menggandeng Sean ke tim? Berhasil pulakah diri Sean mengambil hati sang anak kembali? Bagaimana jadinya tim yang rajin kalah itu? Bagaimana akhir perjalanan karir Sean? Biar lebih seru, tonton aja di Netflix, ya!
Tontonan seru untuk keluarga
Film Home Team ini merupakan film olahraga berbalut komedi di dalamnya. Bagi orang dewasa, mungkin film ini membosankan, ratingnya bahkan ngga bagus-bagus amat di IMDb. Tapi menurutku, film ini cukup bisa direkomendasikan untuk jadi tontonan keluarga di akhir pekan.
Diolah sebagai tontonan kategori anak (Usia 7 tahun ke atas), film ini bercerita tentang hobby bagi para remaja, tentang pertemanan, tentang komunikasi dan bagaimana bekerja dalam tim, termasuk bagaimana cara manis menerima kekalahan, ada di sini.
Biar ngga gagal fokus, meskipun di awal mostly bahas si Tay, sebenernya artikel ini bukan tentang dia kok, lebih ke Home Teamnya.
Terus apa urusannya di awal bahas-bahas Tay?
Ya ga ada, senang aja liat doi main film lagi. Hahha. Udah gitu filmnya di luar ekspektasi. Yang biasanya main di laga, tiba-tiba di komedi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H