Riset tentang kampus mana saja yang menawarkan jurusan tersebut. Dari banyak pilihan universitas, pilih beberapa universitas yang menurutmu terbaik. Terbaik dari segi kualitas kampus, kualitas pengajar, serta kualitas alumni kampus tersebut.
Kamu bisa mencari tahu tentang hal-hal tersebut di internet. Jangan malas berkunjung ke website kampus yang kamu akan pilih. Cari tahu sebanyak mungkin tentang jurusan itu, mata kuliah yang ditawarkan, prospek pekerjaan ke depan, biaya yang dibutuhkan sampai beasiswa yang ditawarkan buat kamu yang membutuhkan.
Selain dari internet, kamu juga bisa mengulik lebih dalam tentang hal-hal tersebut dari wali sekolahmu, bisa juga dari alumni kampus yang kamu kenal, Â jangan lupa juga untuk berdiskusi dengan orang tua.
Setiap orang yang kamu tanyakan akan menyampaikan pendapatnya. Telaah kembali setiap pendapat tersebut. Berdasarkan pertimbanganmu, masukan dari orang-orang terdekat, dan informasi yang kamu dapat dari website calon kampusmu, harusnya cukup bagimu untuk memutuskan kampus mana yang akan kamu perjuangkan.
3. Pertimbangkan tempatÂ
Jika sudah memiliki kampus yang benar-benar diyakini untuk dipilih, diskusikan lokasi kampus dengan orang tua. Meski mengejar mimpi sangat penting, restu orang tua untuk menuju ke sana juga tak kalah penting. Kalau dekat sih, ngga masalah. Kalau jauhhh???
Restu dari orang tua ini juga sejalan dengan tantangan perpisahan. Kamu juga harus menyadari bahwa memilih kampus yang berjauhan dengan orang tua, kamupun harus siap berpisah dengan mereka. Siapkah hatimu? Siapkah hati kedua orang tuamu? Jangan sampai perpisahan malah membuat orang penyakitan. Amit amit!
Beberapa orang yang terbiasa hidup di kota, umumnya kesulitan tinggal di kota kecil. Ini pun harus kamu pertimbangkan. Buat kamu yang sudah terbiasa dengan kehidupan metropolitan, tanyakan hatimu, sanggupkah melewati hari-hari tanpa melakukan kegiatan seperti sekedar nongkrong di cafe atau ngemall bareng teman-teman? Karena kehidupan kampus bukan hanya tentang satu dua minggu ke depan, ini berurusan dengan hidupmu empat sampai lima tahun kemudian.
Jangan sampai gegabah lalu tidak betah. Ujung-ujungnya mengulang kembali dari awal. Sayang waktunya, sayang biayanya, sayang tenaganya.
Ini aku sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa teman. Aku berbagi kisah ini dengan harapan semoga kamu terbantu dan tidak mengalami hal yang kami alami dulu. Dulu ngga ada yang ngajarin aku buat begini soalnya. Semoga artikel ini membantu kamu, yaaa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H