Asal mula danau toba, Sangkuriang, Malin Kundang, dan sederet legenda lain kerap menghampiri telinga saat kanak-kanak.
Kisah-kisah inipun tak luput dari bahan pelajaran Bahasa Indonesia semasa sekolah dulu. Pun sering menjadi pengantar tidur oleh orang tua. Menarik, meski terdengar menyakitkan, setiap kisahnya mengandung pelajaran moral yang disampaikan secara tersirat.
Sebagaimana namanya, masyarakat setempat mempercayai hal tersebut benar adanya. Sebagian lagi memutuskan untuk menganggap cerita tersebut sekedar cerita karangan biasa. Hanya sebagai penghibur yang tidak sungguh-sungguh terjadi.
Terlepas dari benar tidaknya legenda tersebut, legenda berhasil menempati hati setiap peminatnya. Bahkan konon di Padang, legenda Malin Kundang menjadi salah satu alasan kuat untuk tidak pernah menyangkal atau menolak perintah Ibu. Hal ini diamini oleh penulis kondang, Ahmad Fuadi yang disampaikan pada seluruh peserta dalam acara temu kangen Danone Blogger Academy Batch 1.
Mengenal Legenda Minahasa lewat Novel Seira dan Tongkat Lumimuut
Jika selama ini masyarakat Indonesia sering sekali didendangkan legenda dari Sumatera Utara, atau dari Padang Sumatera Barat, maka melalui novel Seira dan Tongkat Lumimuut, kali ini saya berkesempatan berkenalan dengan legenda Minahasa yang dikemas secara ringan oleh sang penulis, Anastasye Natanael.
"Setelah sekian lama, Siow Kurur yang terkubur hampir di dasar bumi kembali merasakan panggilan dari seorang Walian"
Bukankah ini pembuka yang menarik? Tentang Siow Kurur di dasar bumi yang dipanggil oleh Walian untuk tujuan tertentu?
Siapa itu Siow Kurur? Mengapa pula dia terkubur di dasar bumi sana sementara kuburan manusia pada umumnya hanya berukurang 3x2 m? Lalu untuk apa dia dipanggil? Bagaimana bentuknya?
Ada banyak pertanyaan yang muncul saat menikmati Prolog pada novel. Tenang saja, rentetan pertanyaan tersebut akan terjawab pada masing-masing bab dalam Novel Seira dan Tongkat Lumimuut.
Legenda Rasa Modern