Horeeee... Penantian dalam sebulan penuh usai sudah. Mereka yang berjuang kini resmi menjadi seorang pemenang di hari Nan Fitri. Setiap tantangan selama sebulan, baik hawa nafsu, amarah, terlewat sudah bertemu dengan Shalat IED bersama dengan orang-orang tersayang. Mencoba melupakan amarah, membuatnya menjadi pahala dengan memaafkan.
Mulai dari bulan Ramadan datang hingga berakhir, tak hanya kaum Muslim yang kecipratan berbagai rejeki, semua masyarakat Indonesia lintas agama juga merasakan kenikmatan dan indahnya kehadiran Hari Raya Idul Fitri.
Tunjangan Hari Raya (THR), libur panjang, makanan dari para tetangga yang merayakan, silaturahmi yang semakin erat, kenalan semakin banyak, jalanan yang lengang di kota-kota besar bagi mereka yang tidak pulang kampung dan menetap di kota, dan ragam rejeki lainnya yang kadang tak disadari sebagai bentuk rejeki karena dianggap terlalu kecil untuk disyukuri.
Perayaan Idul Fitri Lintas Agama
Hari ini tiba sudah hari yang dinanti semua kaum Islam. Semua warga sekitar rumah saling bersalaman, menjaga silaturahmi agar tetap terjalin baik, termasuk tetangga yang tak berasal dari agama yang sama, salah satunya yang kami lakukan hari ini.
Mengitari rumah demi rumah untuk bermaaf-maafan, sebagai orang pendatang, tentu saja tujuan saya bukan untuk saling bermaaf-maafan, namun lebih kepada menikmati sensasi seperti apa rasanya hari besar ini dirayakan oleh umat Muslim. Bagaimana mereka menjamu tamu-tamu yang datang ke rumah untuk bersilaturhami?Â
Apa perbedaannya dengan agama yang saya anut? Berapa lama tiap kunjungan dilakukan? Seperti apa itu salam tempel? Bagaimana kebahagiaan anak-anak saat menerima salam tempel tersebut? Dan beragam pertanyaan lainnya.
Dulu saat berada di Bandar Lampung, kami memang bersilaturahmi ke rumah tetangga, namun lebih sering sekedar bersalaman karena pada saat hari ini biasanya sudah liburan ke luar kota. Sehingga pengalaman ini merupakan pengalaman pertama merasakan perayaan hari raya Idul Fitri.
Idul Fitri dan Esensi Bahwa Perbedaan itu Indah
Memasuki tahun politik, agama menjadi salah satu hal yang diangkat untuk memecah belah negara dan biasanya ampuh untuk digunakan.Â
Dan hari ini, terbukti pula bahwa hal-hal seperti itu hanya muncul ketika orang-orang di balik kepentingannya beraksi, hari ini semua menyatu di bawah satu atap. Islam dan Kristen, saling bersalaman dan bermaafan, tertawa bersama, merayakan indahnya perbedaan tanpa ada sikut-sikutan.Â