Hingga saat ini, meski tak ikut merayakan, aku selalu percaya bahwa hari-hari besar keagamaan selalu memberikan banyak sekali berkat. Tak hanya untuk diri sendiri dari segi materi, namun juga dari kebahagiaan hati dan rohani bagi orang-orang terdekat.
Salah satu berkat yang aku terima hari ini -- di bulan ramadan ini -- adalah, bahwa kegiatan yang telah kami rencanakan dari jauh-jauh hari telah berhasil dieksekusi hari ini tanpa ada kekurangan sedikitpun meski drama untuk mewujudkannya cukup banyak. Â
Telah dibicarakan jauh-jauh hari sebelumnya bukan berarti telah termasuk persiapan matang untuk mewujudkan berjalannya sebuah rencana seperti yang telah kami lakukan. Memiliki 7 orang anggota kelompok yang semua isinya adalah perempuan, kami memilih untuk mengabadikan foto bersama sebelum pernikahan Alfia. Sahabat kami yang saya ceritakan dalam artikel sebelumnya yang akhirnya 'pecah telur' melepas masa lajang dari anggota kelompok kami.
Pilihan ini kami lakukan sebagai moment yang tak ingin dilupakan, sehingga ada kesepakatan untuk ke studio foto dengan dandan terlebih dahulu ke salon (yang sebelumnya adalah hal yang tak pernah kami lakukan semasa kuliah. Sama sekali).Â
Selain agar tampak lebih cantik, kami juga ingin memberikan kesempatan kepada Alfia untuk mewujudkan keinginannya memiliki foto lucu sekaligus manis seperti kepribadiannya. Pertemuan ini kami buat sekaligus menjadi ajang temu kangen dan melepas rindu serta kesempatan untuk buka puasa bersama sebelum bulan ramadan tahun ini berlalu.
Hari ini, sebagai seorang yang beragama Kristen sendiri dalam anggota geng, saya memilih untuk beribadah terlebih dahulu dan membiarkan sahabat-sahabat saya berdandan di salon. Dengan harapan, usai beribadah, saya segera ke lokasi salon dan menyusul yang lainnya kemudian bersama-sama berangkat ke kantor.
Begitu selesai ibadah, saya mengirim pesan untuk bertukar kabar. Menanyakan posisi mereka agar bisa segera saya susul. Arah pembicaraan melalui aplikasi berbasis chat tiba-tiba mengarah tentang studio foto yang memiliki batasan jam operasional hingga pukul 16.30 WIB. Memastikan apakah sudah dipesan untuk acara foto-foto hari ini.
Dan kepanikan mulai muncul ketika jawaban yang muncul ternyata tak satupun yang sudah memesan jam tertentu untuk acara kami (Kata mereka yang pernah berfoto di sana, di studio foto tersebut harus melakukan pemesanan sebelum datang karena konsumen jumlahnya cukup tinggi). Semakin panik lagi ketika ternyata rumah makan untuk berbuka puasa juga belum dipesan sementara jam telah menunjukkan waktu 12.45 WIB.
Tak berlama-lama, saya menghubungi studio foto untuk memesan tempat atas nama Alfia si calon pengantin. Mungkin memang rejeki calon pengantin kali ya, ternyata hari ini konsumen yang ingin foto, boleh langsung datang acara ke studio tanpa harus melakukan pemesanan sebelumnya. Seketika rasa lega langsung terasa di hati. Satu persoalan selesai.
Urusan makanan kami putuskan kami bahas terakhir karena masing-masing ingin segera menyelesaikan dandannya agar bisa segera meluncur ke studio foto. Dasar perempuan, untuk cantik butuh waktu berjam-jam untuk kemudian dihapus, kami selesai dandan jam 4 sore! Wajar dong, yang dandan 7 orang, lho. Mulainya jam 11 WIB pula.
Kami selesai jam 4 sore sementara studio foto tutup pukul 16.30 WIB. Kepanikan semakin menjadi. Tak lucu sudah dandan hingga berjam-jam, yang didandanin pertama sudah sempat berantakan kembali setelah yang didandanin terakhir selesai. Masa sampai di sana studio malah tutup? Hahaha.