Dalam pekat malam, dari tempat antah berantah
Tergeletak mengonggok di tepian
Demi puing-puing koin.
Yang sesekali di jalanan, tergeletak tak bertuan
Di sisi sana, mereka bergelayut berharap yang tak akan dijatuhkan
Tubuh-tubuh tegap melangkah mantap
Berlalu tanpa hati
Melewati tanpa nurani
Biasa saja, entah itu hal biasa
Atau mungkin nyawa tak lagi yang utama
Pada siapakah kusampaikan
Tentang manusia manusia
Tentang kebohongan dari mereka yang muncul di pekatnya malam
Mengabaikan tulang-tulang mungil tak berdosa demi sekeping logam
Pada siapakah kusampaikan
Tentang manusia-manusia
Tentang kebohongan dari mereka yang muncul di pekatnya malam
Mengabaikan daging letih terbungkus lembaran mahal. Demi.
Tanganku berkelindan
Mereka di sisi sana memohon sekeping -- dalam kebohongan
Mereka di sisi berbeda bahagia -- dalam kebohongan -- tak menatap
DuniaMu, hidup dalam kemunafikan
Pun aku.
Tolonglah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H