Indahnya Mengenal Perbedaan
Puasa hari kedua usai sudah. Bagaimana saudara-saudara yang menjalankan, masih lancar? Semoga masih lancar dan masih semangat ya sampai tiba hari kemenangan nanti.
Ini tetap masih cerita Ramadhan versi saya yang bukan berasal dari agama Islam, namun dari agama Kristen. Bagi saya, perbedaan itu indah, melengkapi sekaligus mengajarkan banyak hal yang jika tak "Saya cemplungi" Saya hanya paham yang ada di area saya saja. Lalu akhirnya sulit untuk menerima perbedaan karena dibatasi oleh ketidakpahaman. Memulai persahabatan dengan 5 orang yang berasal dari agama Islam dan menjadi berbeda sendiri, inilah awal hadirnya pengetahuan harus bagaimana menyikapi sebuah perbedaan dalam kondisi-kondisi tertentu, termasuk saat sedang puasa.
Namanya dari pedesaan, dulu mau puasa mau engga, penulis main samber aja urusan makanan. Karena memang dari kecil hingga lulus SMA, satu kelas ya Kristen semua. Paham tentang puasa, namun ya hanya menjaga sebatas saja. Di depan mereka yang saya kenali, saya akan menjaga, namun di depan mereka yang tidak saya kenali ya udah lanjut aja kalau mau minum. Hahaha. Di SMA, ada beberapa siswa dan siswi yang beragam Islam, hanya beberapa tapi berbeda kelas dan saya tidak kenal dekat. Hanya sebatas tahu nama saja.
Hingga akhirnya saya masuk dalam dunia perkuliahan di kota yang berbeda. Kehidupan berbalik 180 derajat. Saya menjadi minoritas diantara sekelompok orang. Dan harus bisa lekas beradaptasi agar tak ada yang tersakiti.
Perlahan, dengan bersama mereka, tanpa perlu diajari, saya paham apa yang harus saya lakukan jika berhadapan dengan orang yang tengah berpuasa. Paham jika seorang Pria telah mengambil wudhu tak boleh lagi tersentuh (dulu mah kadang main taplok ajaa -_-), paham bahwa di dalam Masjid atau sebuah mushola, ruangan untuk jemaah Pria dan wanita terpisah. Paham bahwa yang menjalankan ibadah Sholat Jumat hanya kaum adam sedangkan wanita tidak. Saya paham banyak hal yang tak saya dapatkan jika saya terus berada di desa.
Mungkin jika saya terus berada di sana dan tidak mengijinkan kaki ini berkelana dengan alasan takut, saya mungkin hanya akan mengetahui Islam haram akan makanan tertentu yang kami konsumsi, wanita menggunakan hijab sedang pria menggunakan sarung, lalu hanya ada kata "Masjid" tanpa mengenal nama "Mushola"
Dan dari sanalah, dari persahabatan ini, saya memiliki kenangan-kenangan yang dapat dibagikan yang mungkin dapat menginspirasi. Tidak bagi semua orang, namun bagi beberapa orang yang memiliki posisi dan rasa yang sama dengan yang pernah saya rasakan di masa-masa yang lalu.
Hal-hal yang Dapat Dilakukan Agar Sahur Lebih Bahagia dan Produktif
Dulu, saat tidur berenam, targetnya sederhana. 2 orang masak, yang lain mengerjakan tugas, atau belajar untuk kuis. Begitu terus bergantian setiap kali tidur bersama di basecamp. Hahaha.
Kehidupan telah bergulir, meski tak lagi bersama, kami masih terus menjaga persahabat ini.