Well, yaa, mungkin film ini bukan benar-benar pembuka film di tahun 2018 sih, kalimat ini aku pakai karena All the Money in the World merupakan film perdana di tahun 2018 yang aku tonton sekaligus menjadi event perdana dari salah satu komunitas yang ada di Kompasiana, yaitu Komik.
Sebelumnya, silahkan lihat cuplikan filmnya terlebih dahulu
Si Tua Bangka yang Menyebalkan
Film ini bercerita tentang uang dan bagaimana setiap orang berupaya bahkan menghalalkan berbagai cara demi mendapatkan lembaran-lembaran bertabur angka tersebut. Semakin banyak nominal yang dapat dikumpulkan, semakin tinggi pula harapan seseorang untuk memiliki lebih dari apa yang dimilikinya. I want more!
Adalah seorang pria tua renta, aku sih lebih memilih untuk menggunakan bahasa (maaf) bangka, karena akting beliau yang memang benar-benar berhasil membuat penonton kesal, marah sekaligus benci di saat yang bersamaan.
Paul Getty yang diperankan oleh Christopher Plummer, seorang Millyader yang tak begitu memerdulikan keluarga dan hanya fokus pada bisnisnya harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya sungguh-sungguh tidak dapat diandalkan.
Fakta bahwa baginya uang dapat membeli segala sesuatu yang diinginkannya sirna sudah. Cucu yang paling dia sayangi, diculik sekelompok orang dan hanya akan dikembalikan dengan harga sebesar USD 17jt menjadi bagian terpenting dalam film yang membuat pria tua tersebut sadar bahwa keselamatan dirinya tak lagi ada jaminan saat Manager Bisnis sekaligus mantan agen CIA Fletcher Chase yang diperankan oleh Mark Wahlberg kini tak lagi berpihak padanya yang terlalu mempertuankan uang.
Anak yang Diculik
John Paul Getty III, cucu dari Paul Getty, diculik sekelompok orang dan dirinya hanya akan dikembalikan jika uang tebusan sudah tiba di tangan para penculik. Sayang, sang Kakek tak dapat diyakinkan dengan mudah agar uang tersebut segera dikeluarkan dan dirinya bisa lekas kembali ke tangan sang Ibu.
Paul menjadi salah satu tokoh yang paling menderita di usianya yang masih muda dalam film tersebut. Uang tebusan yang tak lekas dikirim menjadi salah satu alasan dibalik bermacam siksaan yang diterimanya. Termasuk harus kehilangan salah satu daun telinga yang dikirim untuk membuktikan keseriusan ancaman penculik.