Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Meminjam lirik lagu
"Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"
Yang mendeskripsikan betapa negeri ini kaya akan kesuburan tanahnya. Lemparkan saja batang kayu singkong, kelak juga akan memberimu singkong untuk dipanen. Begitu juga ujarnya.
Hingga tahun 2016, jumlah penduduk masyarakat Indonesia mencapai 261,1 juta jiwa. Untuk pemenuhan gizi dalam tubuh, sekaligus untuk mengembalikan tenaga yang habis terkuras kita membutuhkan makan yang  umumnya dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari.
"Belum makan namanya kalau bukan makan nasi." Begitu kira-kira yang kerap terdengar di masyarakat luas tentang konsumsi makan khas Indonesia. Tak peduli sekenyang apapun, selama belum makan nasi, kondisi kenyang itu belum dapat disebut 'sudah makan'.
Nasi merupakan sumber karbohidrat yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Sebagaimana disebutkan di atas, sebagai negara agraris, tentunya bukanlah masalah utama untuk mendapatkan beras untuk lalu diolah di negeri tercinta ini. Gampang!
Tak hanya berlimpah, harganya pun sangat terjangkau. Rp 9.000 paling ya per kg nya? Itu sudah murah kadang malah masih ditawar. Di saat panen, saat masih berbentuk gabah, harganya jauh lebih murah lagi. Hanya dibanderol Rp 4.100 per Kg. Nah tuh, murah banget kan?
Cobalah sesekali bepergian ke desa yang dominan penduduknya petani padi saat musim panen tiba. Lihat raut wajah ikhlas mereka berusaha dengan senyuman menerima kenyataan perjuangannya hanya dihargai Rp 4.100 per kg nya.
Berapa kali ke mal? Makanan dari luar negeri yang apa saja yang kamu makan? Yahh, you named it lah yaa... Berapa harga yang harus kamu bayar untuk satu gelas soda? Rp 25.000? Atau jika sepaket? Rp 50.000? Rp 100.000? Atau berapa? Dapet apa sih? Satu semangkok kecil nasi, telor dadar, kentang goreng, paha ayam 1? Betul? Wahhh... keren yaa. Bisa beli yang mahal-mahal. Beras Indonesia cuma Rp 9.000 lhoo sekilonya.
Mengetahui Berat 1 Butir Nasi