Debar jantung yang masih sama
Ketika pertama kali kepalamu bersandar pada pundak kecilku.
"Aku letih" Ujarmu saat itu.
Dengan ringan kepalamu bersandar melepas sepenggal letih pada tempat yang katamu menenangkan.
Aku.
Masih...
Debar jantung yang masih sama
Ketika aku duduk manis di belakangmu,
Bersama menuju tempat kesukaanku
Si biru yang tak pernah malu,
Menyatu di ujung tak tersentuh sepanjang mata menelisik mencari
Bersama dengannya yang kujadikan namaku.
Kumulus berlatar belakang biru.
Masih sama...
Tak ada yang berganti.
Apa kau mengingingkanku menggambarkannya kembali?
Masih rapi tersemat di sini.
Tempat kecil yang tak bisa disentuh jemarimu,
Namun berhasil diacak-acak oleh dirimu.
Masih...
Hati ini masih dirundung duka rindu yang tak jua menyatu
Tak jua menyatu dengan dirimu...
Debar itu masih milikmu...
Masih sama seperti dulu
Saat semua kita awali dengan senyum lugu malu-malu
Hei...
Aku rindu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H