Latar Belakang
Fenomena tawuran antar pelajar, siswa yang membolos, hingga hilangnya rasa hormat siswa terhadap guru menjadi persoalan serius dalam dunia pendidikan saat ini. Ditambah lagi, kemajuan teknologi yang memberikan akses mudah terhadap berbagai informasi melalui gadget semakin memperburuk situasi apabila tidak diimbangi dengan pendidikan karakter yang kuat. Di sisi lain, kurangnya pemantauan dari orang tua juga menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya karakter positif siswa. Oleh karena itu, peran guru sebagai pendidik dan teladan menjadi sangat penting dalam membentuk karakter siswa, salah satunya melalui asesmen karakter.
Sebagai wujud konkret komitmen dalam pengembangan pendidikan karakter, Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbub) Purwakarta No. 131 Tahun 2022 tentang Pendidikan Karakter. Dalam peraturan ini, terdapat lima bunga karakter yang menjadi landasan utama, yaitu: 7 Poe Atikan Istimewa, Tatanen di Bale Atikan, Pendidikan Anti Korupsi, Sekolah Ramah Anak, serta Agama dan Keagamaan melalui pendalaman kitab suci. Asesmen karakter yang dilakukan guru harus mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam lima bunga karakter ini.
Landasan Filosofis dan Normatif
Pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral dan beretika. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus bertujuan untuk memerdekakan manusia secara lahir dan batin. Dalam konteks ini, pendidikan karakter adalah upaya untuk memerdekakan manusia dari perilaku negatif seperti korupsi, kekerasan, dan kemalasan.
Adapun Perbub Purwakarta No. 131 Tahun 2022 menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Dalam implementasinya, guru diharapkan mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan belajar mengajar dan melakukan asesmen secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan karakter siswa.
Peran Guru dalam Asesmen Karakter
- Sebagai Role Model Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa. Sikap, ucapan, dan tindakan guru akan menjadi contoh nyata yang dilihat dan ditiru oleh siswa.
- Sebagai Fasilitator Guru memfasilitasi pembelajaran yang berbasis nilai-nilai karakter. Contohnya, dalam kegiatan Tatanen di Bale Atikan, guru dapat mendorong siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap lingkungan melalui praktik berkebun dan merawat tanaman.
- Sebagai Pengamat dan Evaluator Asesmen karakter tidak hanya dilakukan secara formal melalui penilaian tertulis tetapi juga melalui pengamatan terhadap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Guru harus peka terhadap perubahan sikap siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Sebagai Motivator Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terus mengembangkan karakter positif seperti disiplin, jujur, dan peduli terhadap sesama. Misalnya, melalui program Pendidikan Anti Korupsi, guru dapat mengajarkan pentingnya integritas sejak dini.
Implementasi Asesmen Karakter Berdasarkan Lima Bunga Karakter
- 7 Poe Atikan Istimewa Guru dapat memanfaatkan hari-hari istimewa ini untuk menanamkan nilai-nilai seperti kebangsaan, gotong royong, dan cinta lingkungan.
- Tatanen di Bale Atikan Guru melibatkan siswa dalam kegiatan bercocok tanam yang mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab, kerja keras, dan cinta alam.
- Pendidikan Anti Korupsi Guru menyisipkan pembelajaran anti korupsi dalam mata pelajaran dan memberikan contoh konkret tentang kejujuran dan transparansi.
- Sekolah Ramah Anak Guru menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman sehingga siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar.
- Agama dan Keagamaan Guru memperdalam nilai-nilai spiritual dan etika melalui kegiatan keagamaan yang relevan dengan ajaran agama masing-masing siswa.
Kesimpulan
Asesmen karakter merupakan bagian integral dari tugas seorang guru. Dengan berpedoman pada lima bunga karakter yang diamanatkan oleh Perbub Purwakarta No. 131 Tahun 2022, guru memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa yang unggul dan berdaya saing. Melalui teladan, fasilitasi, pengamatan, dan motivasi, guru dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga bermoral, disiplin, dan bertanggung jawab.