Mohon tunggu...
Hendriansah Hendriansah
Hendriansah Hendriansah Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan, hadir didunia melalui Pulau Sumatera, berkembang di Jogja, dan sekarang mencari nafkah di Semarang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Memahami Jalanan Semarang dengan Cepat (Hidup di Semarang Part III)

13 Februari 2010   07:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melanjutkan :

Seperti yang telah saya ceritakan, sebelum saya tinggal Kota Semarang, terlebih dahulu saya hidup di Kota Yogyakarta. Yang sifat jalanannya terkotak-kotak, kita dapat dengan mudah mengetahui arah mata angin. Dan umumnya warga Yogyakarta memberikan informasi arah dengan menyebut Utara, Selatan, Timur, atau Barat. Utara identik dengan Gunung merapi, kemanapun kita melangkah, apabila kita melihat Gunung merapi berarti itu adalah utara. Sehingga kita tahu harus berbelok kemana apabila tersesat. Hal ini sangat berbeda jauh dengan Kota Semarang, sampai sekarang pun saya terkadang masih bingung saya sedang menghadap ke arah mana. Berikut beberapa tips yang telah saya lakukan untuk memahami dan menghafal jalanan Kota Semarang dengan cepat : Kenali Landmark Kota Semarang [caption id="attachment_73571" align="alignleft" width="220" caption="Tugu Muda, adalah salah satu Landmark yang saya jadikan penanda penunjuk arah"][/caption] Setiap kota pasti memiliki Landmark yang hampir setiap warga kota tersebut mengetahuinya. Begitu pula dengan Semarang yang memiliki beberapa Landmark yang dapat dijadikan acuan penunjuk "arah", minimal kita sedang tahu dimana kita sekarang dan berapa jauh dari tujuan kita. Ada beberapa lokasi / tempat yang bukan Landmark tetapi saya masukkan kedalam kategori "penanda" karena hampir semua warga Semarang tahu lokasi tersebut, sehingga memudahkan saya untuk menjadikannya patokan berjalan. Yang pertama adalah Tugu Muda, Tugu Muda saya jadikan patokan apabila saya ingin menuju pusat kota. Dari tugu muda saya menjadikan beberapa gedung di sekitarnya sebagai penanda arah mata angin, sehingga saya dapat dengan mudah mencapai tempat-tempat tujuan saya berikutnya. Gedung Pandanaran saya jadikan patokan apabila ingin ke Utara, dimana arah utara terdapat Pantai Marina, Pelabuhan Tanjung Mas, dan stasiun. Museum Perjuangan Mandala Bhakti saya jadikan patokan apabila saya ingin ke Selatan, dimana arah selatan terdapat rumah saya (tentunya), Kota Atas, Rumah Sakit Umum Daerah, Kampus UNDIP, UNES, dan lain-lain. Kemudian arah timur dan barat tinggal mengikuti saja kedua patokan yang telah saya buat tadi, Jalan Pandaran berarti patokan untuk menuju ke arah timur dan Jalan Mgr Sugiopranoto saya jadikan patokan untuk menuju ke arah barat. Apabila saya telah jauh tersesat di kota Semarang, hal pertama yang saya tanyakan adalah "Arah tugu mudah kemana ya ?", sehingga dari tugu muda saya dapat melanjutkan perjalanan keliling kota tanpa tersesat. Patokan kedua saya adalah Simpang Lima, mungkin banyak yang bertanya, mengapa Simpang Lima bukan di jadikan patokan pertama? Karena Simpang Lima sedikit membingungkan bagi saya yang baru saja tinggal di Semarang untuk mengetahui mana bagian utara, timur, selatan, atau baratnya. Tetapi Simpang Lima tetap dapat dijadikan patokan untuk menunjukkan beberapa arah tadi. Penunjuk Jalan bertuliskan "Jakarta/Tugu Muda" saya jadikan patokan untuk menuju ke arah barat, tulisan "Surabaya" saya jadikan patokan untuk menuju ke arah utara, tulisan "Purwodadi" saya jadikan patokan untuk menuju ke arah Timur, dan tentu saja tulisan "Solo/Yogya" saya jadikan patokan untuk menuju ke arah Selatan. Segitiga bukan Kotak Kata-kata inilah yang selalu saya sematkan kedalam pikiran saya bahwa Jalanan semarang banyak yang berbentuk segitiga, bukan Kotak-kotak. Jadi, untuk lebih jelasnya bisa menggunakan gambar dibawah ini : [caption id="attachment_73585" align="alignnone" width="280" caption="Salah satu jalan yang membentuk Segitiga"][/caption] Ada banyak sekali jalan-jalan di Semarang yang membentuk Segitiga seperti ini, maka sewaktu-waktu kita bisa saja kehilangan arah tanpa kita sadari, patokan-patokan tersebutlah yang mengembalikan kita ke arah sebenarnya. Semoga membantu :) Gambar diambil dari sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun