Mohon tunggu...
Edy Susanto
Edy Susanto Mohon Tunggu... Konsultan - IT consultant, writer, citizen journalist, photographer

Seorang ahli keamanan siber yang tidak hanya jago melawan ancaman digital, tetapi juga piawai menjinakkan teknologi blockchain dan membuat data menari-nari dalam visualisasi yang memukau. Sebagai trainer yang penuh semangat, ia mengubah materi yang rumit menjadi sesi belajar yang seru dan mudah dipahami. Di luar dunia teknologi, ia adalah pecinta kucing yang setia, selalu siap mengabadikan momen-momen menggemaskan mereka dalam jepretan fotografi yang artistik. Tak hanya itu, ia juga gemar menulis, mengolah kata demi kata hingga menjadi cerita yang menghibur dan menggugah.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kerentanan Keamanan Siber di Indonesia

19 September 2024   21:50 Diperbarui: 19 September 2024   21:53 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi Pribadi


Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal keamanan siber. Negara dengan populasi terbesar keempat di dunia ini memiliki ekosistem digital yang luas, menawarkan berbagai peluang namun juga menyimpan kerentanan yang signifikan.

Menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada paruh pertama tahun 2022 saja, Indonesia mengalami lebih dari 495 juta serangan siber. 

Serangan ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari penipuan phishing, infeksi malware, hingga ancaman yang lebih canggih seperti ransomware dan pelanggaran data. Volume serangan yang tinggi ini menunjukkan betapa pentingnya langkah-langkah keamanan siber yang kuat.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang keamanan siber di kalangan masyarakat dan bisnis. Banyak pengguna yang belum memahami praktik keamanan dasar, sehingga mereka menjadi target empuk bagi penjahat siber. 

Selain itu, infrastruktur keamanan yang ada belum memadai untuk menghadapi perkembangan digital yang cepat. Banyak organisasi, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang efektif.

Meskipun pemerintah telah berusaha membangun regulasi keamanan siber, masih terdapat kesenjangan yang signifikan. Hukum yang ada seringkali belum cukup komprehensif untuk mengatasi sifat ancaman siber yang terus berkembang. 

Menyadari tantangan ini, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kerangka kerja keamanan sibernya. 

Pembentukan BSSN pada tahun 2017 merupakan langkah penting dalam mengoordinasikan upaya keamanan siber nasional. Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan kerangka hukum dan mendorong kemitraan publik-swasta untuk memperkuat pertahanan siber.

Statistik dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam 20 negara yang paling banyak menjadi target malware pada tahun 2021. Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mengungkapkan bahwa 60% pengguna internet di Indonesia telah mengalami beberapa bentuk ancaman siber. Data ini menekankan perlunya peningkatan langkah-langkah keamanan siber di seluruh negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun