Mohon tunggu...
Edy Susanto
Edy Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Penulis dan Jurnalis

Seorang yang senang mengamati lingkungan sekitar dan sesekali pengamatan itu ditulis dan dituangkan dalam bentuk tulisan sederhana.Masih terus belajar dan ingin tetap banyak belajar.Untuk terus dan tetap memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tukang Sampah di Jakarta Itu Kini Terkenal ke Seluruh Dunia

30 Januari 2012   13:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 2421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_167253" align="aligncenter" width="580" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]

Ada yang sedikit berbeda dari  tayangan di BBC Two, London pada Minggu (29/1) kemarin.Tayangan yang diberi judul 'The Toughest Place to be A Binman' ini adalah  menceritakan tentang tukang sampah asal London Wilbur Ramirez yang datang ke Jakarta. Tujuannya adalah  untuk  mencoba bekerja sebagai tukang sampah seperti yang biasa dia lakukan di London,Inggris. Kali ini dia menjadi tukang sampah di Ibukota tercinta Indonesia,Jakarta. Yang berbeda adalah bila di London, Wilbur terbiasa bekerja dengan menggunakan peralatan canggih dan otomatis serta dengan menumpang mobil sampah yang ber-AC serta didampingi oleh rekannya.

1327931033916607640
1327931033916607640
Namun di Jakarta, Wilbur harus meninggalkan  itu semuanya dan siap berjibaku dengan panasnya ibukota dan hanya menggunakan peralatan sederhana.Di Jakarta, Wilbur harus menemani seorang tukang sampah yang bernama Imam Syafii,yang biasa sehari-hari dipanggil Imam. Bahkan bukan hanya menemani Imam bekerja,Wilbur Ramirez sang tukang sampah yang biasa di Inggris disebut binman  ini juga hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin ditengah tengah kehidupan kota metropolitan,Jakarta yang menyisakan banyak cerita di dalamnya. Dalam liputan yang dilakukan  wartawan BBC, mereka memcoba membandingkan tukang sampah yang ada di Jakarta dengan petugas sampah yang ada di London. Sungguh sangat jauh berbeda sekali bila dilihat dari berbagai segi  seperti gaji,  kesehatan dan keselamatan. Dalam tayangan itu terlihat beberapa adegan yang membuat terharu siapapun yang melihatnya.Melihat kehidupan Iman, ternyata Wilbur seringkali merasa sedih dan iba bahkan Wilbur sempat meneteskan air mata, mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa itu (hanya berapa ratus ribu saja), Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya di Jakarta meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama lima tahun. Liputan ini menjadi menarik perhatian masyarakat Indonesia tidak saja di Inggris tetapi juga di Brussel,dan Amerika Serikat yang bisa menyaksikan tayangan tersebut melalui BBC Iplayer.Banyak penonton acara ini yang merespon dengan mengomentari tayangan ini dari berbagi sudut pandang. " Sediiiiiih banget rasanya lihat  acara di BBC 2 di London hari ini " komentar penonton Indonesia yang tinggal di London.Sesungguhnya acara ini adalah kunjungan seorang binman London ke Jakarta untuk sama-sama berbagi pengalaman sebagai tukang sampah". Komentar lain bernada : " Apa enggak malu ? malah wakil rakyat seenak enaknya ambil uang rakyat apa lagi pemimpin Negara yang tidak peduli sangat memalukan, semoga Allah bukakan mata dan telinga para pemimpin negara ini," ujar Linda yang bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam yang ada di London dan merekam program tersebut dan akan membawa ke Jakarta. Maka seorang Imam yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta, kini wajahnya terkenal kemana-mana di seluruh dunia, di mana saja yang bisa menyaksikan tayangan televisi BBC ini.Tapi Imam terkenal akan profesinya yang membuat haru banyak orang di beberapa negara.Mereka tidak menyangka ada pekerjaan seperti ini di negara sedang berkembang seperti di Indonesia.Khususnya Jakarta sebagai lokasi Imam mengais rezeki setiap harinya.Sebuah potret sisi lain dari kota super sibuk ini. Sungguh cerita ini membuat kita semakin tersadarkan akan banyak hal yang mesti kita renungi, sebagai bagian dari rasa syukur kita kepada Tuhan atas nikmat karunia yang sudah kita dapatkan selama ini.Bahwa masih banyak kawan-kawan kita yang masih kekurangan dan memperihatinkan.Teruslah bersyukur dengan apa yang ada, semoga dengan itu Tuhan makin menyanyangi dan mengasihani kita...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun