Mohon tunggu...
Edy Susanto
Edy Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Penulis dan Jurnalis

Seorang yang senang mengamati lingkungan sekitar dan sesekali pengamatan itu ditulis dan dituangkan dalam bentuk tulisan sederhana.Masih terus belajar dan ingin tetap banyak belajar.Untuk terus dan tetap memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Jakarta Jadi Miskin Karena Merokok

5 Juli 2011   03:16 Diperbarui: 13 Juli 2015   19:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada sebuah berita menarik pagi ini di situs berita online yang populer di Indonesia (detikcom).Di  situs berita itu diberitakan bahwa menurut survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta belum lama ini bahwa rokok termasuk yang menduduki peringkat teratas dalam pengeluaran per kapita cukup tinggi pada rumah tangga di Jakarta.Selain rokok berikutnya yang menjadi sumber pengeluaran terbesar rumah tangga adalah beras,daging ayam,biaya perumahan,listrik,dll.Angka kemiskinan di Jakarta masih terbilang cukup tinggi untuk sebuah kota besar yang sedang berkembang.

Sebagian besar para perokok berat di Jakarta adalah yang hidup  di bawah garis kemiskinan.Mereka menjadi miskin selain menghabiskan uang setiap hari untuk merokok,juga pengeluaran rumah tangga dihabiskan untuk biaya berobat dalam rangka pengobatan akibat sakit yang ditimbulkan karena kebiasan merokok para penikmatnya.Sungguh biaya yang tidak kecil untuk warga jakarta yang memang penghasilannya sudah pas-pasan untuk hidup di Jakarta.

Kebiasan merokok memang susah di hilangkan,sama seperti kecanduan main game,kecanduan nonton bola,nonton sinetron,korupsi dan banyak ketergantungan yang lainnya.Tapi bukan berarti kebiasaan merokok tidak bisa dihilangkan sama sekali.Karena faktanya banyak orang yang sudah terbebas dari kecanduan merokok.Tinggal masalah niat dan keingginan yang kuat untuk berubah dan kembali sadar untuk hidup sehat dan hidup hemat.Lingkungan juga turut menentukan untuk menjadikan Jakarta menjadi kota yang sehat dengan kebiasaan warganya untuk hidup bersih,sehat agar menjadi kuat jasmani dan rohaninya.

Sekolah juga bisa mengambil peran strategis untuk bisa membina peserta didiknya menjadi anak-anak yang sehat,cerdas dan rajin.Karena tidak bisa dipungkiri bahwa merokok juga bisa membentuk para penikmatnya untuk hidup malas.Coba lihatlah aktivitas para perokok lebih banyak melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat dan sia-sia seperti melamun,nongkrong,malas bekerja dan kegiatan membuang-buang waktu yang lainnya.Maka semua komponen sekolah perlu mendukung dan mensukseskan program sekolah yang sehat dan bersih dari kebiasaan merokok yang tidak produktif dan menyengsarakan.Dimulai dari peraturan sekolah yang tegas tentang larangan merokok bagi semua para peserta didik.Begitu juga keteladanan harus juga di tunjukkan oleh para guru-guru di sekolah untuk memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya.Selanjunya baru karyawan yang ada disekolah dan masyarakat sekitar sekolah.

Kalau semua elemen dan komponen sudah mendukung kegiatan lingkungan bersih dan sehat dari asap rokok.Dimulai dari pemerintah daerah yang membuat Perda (Peraturan Daerah) larangan merokok di sembarang tempat,iklan rokok yang dibatasi publikasinya,sekolah yang membuat kebijakan sehat dan bersih dari asap rokok,lingkungan masyarakat yang mendukung untuk terciptanya situasi yang kondusif untuk bersikap hidup  bersih dan sehat.Dengan demikian diharapakan akan tercipta sebuah kota yang sehat,bersih,aman,kondusif dan produktif bagi para warganya.Inilah wajah kota yang di idamkan oleh banyak penghuninya.Sehingga Jakarta menjadi kota yang dibanggakan dan menyehatkan sekaligus membawa kesejahteraan untuk semua komponen yang ada di kota tercinta ini.

Semoga cita-cita dan impian ini terwujud...

Kita bisa , kalau kita mau...

Jadikan Jakarta seindah dan senyaman yang kita bayangkan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun