Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lahirnya Bangsa Pembawa Perdamaian di Penghujung Era Pertumpahan Darah

6 Desember 2016   17:34 Diperbarui: 6 Desember 2016   18:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(QS.2:33)

Era pertumpahan darah memanglah telah terjadi. Era ini memanglah menjadi sebuah catatan kelam bagi peradaban umat manusia. Kekhawatiran para malaikat tentang itu memanglah telah terbukti kebenarannya. Potensi membuat kerusakan dan mempertumpahkan darah itupun masih tetap ada bersemayam di dalam diri manusia. Tapi kita tetaplah harus percaya bahwa umat manusia sanggup untuk berubah. Dan Allah tahu dengan pasti bahwa pada akhirnya umat manusia akan benar-benar menjadi satu umat yang mampu berhenti dari budaya mempertumpahkan darah itu.

Mestilah kita tetap percaya pada kekuatan kalbu manusia yang tidak akan mungkin selamanya mengingkari fitrah penciptaannya. Pada waktunya manusia akan benar-benar tunduk dan patuh kepada suara Tuhan yang terus menyala-nyala di dalam setiap jiwa manusia. Pada waktunya kita akan melihat manusia secara bersama-sama menerima dengan lapang dada kodrat hidupnya sebagai satu kesatuan umat manusia yang bersaudara. Seberapapun jauhnya sudah manusia lari dari semua itu, pada akhirnya kepada Allahlah ia harus kembali jua.

Seberapapun manusia berpaling dari kerinduan hati terdalamnya, kerinduan itu akan terus bergema memandu manusia mencapai kesejatiannya sebagai mahluk Tuhan yang diciptakan dalam kesempurnaannya. Manusia tidak akan mampu mengingkari bahwa dalam persatuan itu keselamatan diri berada, dalam persaudaraan itulah ketentraman hati terpenuhi dan dalam kasih sayang itulah kedamaian jiwa akan menjadi nyata.

Manusia memanglah mahluk yang penuh dosa. Manusia itu memanglah tempatnya salah dan lupa. Ya, memang demikianlah adanya kita. Tapi itu hanyalah separuh dari diri manusia. Karena manusia juga adalah mahluk yang rindu untuk kembali. Rindu untuk dicintai oleh Ilahi Rabbi. Manusia memang tidak seperti malaikat yang tak pernah salah dan keliru. Tapi manusia benar-benar mahluk pembelajar yang hebat. Berbeda dengan malaikat yang statis dan tidak berkembang. Berbeda dengan malaikat yang hanya tahu apa-apa yang dibertahukan Allah padanya.

Manusia adalah mahluk yang amat dinamis dan terus berkembang di sepanjang waktu dan zaman. Manusia adalah mahluk yang memiliki kemampuan untuk menangkap pesan dan ilmu Allah yang tersebunyi dibalik benda-benda. Dibalik setiap ciptaan-ciptaan yang ada di alam semesta ini. Tak terhitung sudah banyaknya rahasia-rahasia alam semesta yang berhasil kita ungkap. Tak terhitung sudah banyaknya pengetahuan yang kita kumpulkan dalam perbendaharan kita. Dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman manusia terus bergerak maju mengembangkan wawasanya, mempertajam kebijaksanaannya, memperluas hikmah dan ilmunya dan memperindah peradabannya. Potensi dan kecerdasan yang demikian itulah yang menjadi dasar Allah atas firmannya kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Meski banyak hal kelam yang tertoreh dalam sejarah peradaban umat manusia, namun membaca tanda-tanda zaman dan segala kejadian yang terjadi dalam peradaban kita ini, boleh kita berbesar hati karena nampak sekali kita semakin dekat pada datangnya sebuah peradaban damai persaudaraan umat manusia. Nampak bahwa telah sampai kita pada ujung zaman dari era mempertumpahkan darah itu. Ada dua periode besar era mempertumpahkan darah itu dalam peradaban kita umat manusia. Periode yang kita kenal dengan sebutan imperialisme kuno dan priode yang kita kenal dengan sebutan imperialisme modern.

Priode imperialisme kuno adalah rentan masa berjalannya budaya takluk-menaklukan yang didorong oleh semangat menyebarkan agama dan keyakinan. Periode ini berlangsung di sepanjang zaman agama-agama. Dan semua agama-agama besar yang kita kenal hari ini dapat kita katakan lahir dan berkembang bersama imperialisme kuno ini. Adapun periode imperialisme modern adalah rentan masa berjalannya budaya takluk-menaklukan yang awal berlangsungnya dipicu oleh datangnya revolusi industri di abad 18, yang telah mendorong bangsa-bangsa industrialis menjajah bangsa-bangsa lain untuk memenuhi kebutuhan industri mereka.

Di era imperialisme modern inilah kerusakan dan pertumpahan darah yang dilakukan oleh umat manusia mencapai puncaknya. Penjajahan bangsa atas bangsa terjadi merata di seluruh belahan dunia dan telah menggiring umat manusia pada episode kelam perang dunia I yang berlangsung dari tahun 1914 sampai dengan tahun 1918. Yang kemudian berlanjut pada episode kelam berikutnya yaitu perang dunia II yang berlangsung dari tahun 1939 sampai dengan tahun 1945.

Di kedua perang dunia ini saja jumlah korban manusia yang mati ditumpahkan darahnya oleh manusia lainnya mencapai lebih dari 80.000.000 jiwa. Sementara itu, kita tahu bahwa di sepanjang sejarah peradaban umat manusia, tercatat ada ratusan perang besar yang pernah terjadi di dalamnya. Yang dari itu semua dapatlah kiranya kita membayangkan telah berapa banyaknya darah manusia yang ditumpahkan oleh manusia lainnya.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Rum [30]:41).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun