Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Telah Ada Sejak Manusia Pertama Ada

26 November 2016   17:44 Diperbarui: 26 November 2016   18:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di masa itu tidak ada manusia lain selain Adam as. dan keluarganya. Dan kita tahu bahwa esensi berkurban adalah mempersembahkan milik kita; meleyapkan rasa kepemilikan kita atas sesuatu yang kita persembahkan itu. Jadi jika kambing yang hendak dikurbankan tersebut harus disembelih dan kemudian dagingnya dibagikan kepada orang lain, kepada siapa daging itu harus diberikan? Jika daging itu diberikan kepada anggota keluarga yang lain, untuk menjadi santapan mereka, dimanakah nilai berkurbannya itu?

Atau bahkan jika kita berpikir kenapa tidak daging sembelihan tersebut diberikan kepada hewan-hewan pemakan daging? Tentu saja itupun tidak bisa dilakukan karena merupakan tindakkan yang merendahkan nilai dari berkurban itu sendiri. Jadi cara terbaik untuk berkurban di masa itu adalah memang harus dengan cara membakar habis hewan yang telah disembelih itu dan membiarkan asapnya membumbung ke langit dan abunya menyatu dengan bumi.

Itulah potongan kecil sejarah dari manusia mula-mula yang hidup dengan cara Islam. Melalui potongan kisah dan sejarah merekalah kita menemukan butir-butir pengertian dan hikmah yang akan membawa kita kepada cakrawala berpikir yang luas dan dinamis dan mampu mengenali maksud dari apa yang telah disyariatkan untuk kita di masa ini. Saya rasa penting setiap kita untuk melihat, bahwa bukankah banyak dari kita yang hari ini memeluk Islam hanya karena memang kebetulan terlahir di dalam keluarga Islam. Yang jika saja kita terlahir dalam keluarga non Islam, nyaris dapat dipastikan bahwa hari ini kita tentu bukanlah salah seorang yang beragama Islam.

Maksud saya, hendaklah kita tidak menjadi pengikut buta suatu agama. Menjadi orang yang menjalankan agamanya tanpa mengerti dengan baik maksud dan nilai-nilai di dalam agamanya itu. Karena bagaimanalah mungkin kita dapat mengimplementasikan ajaran agama kita dengan baik tanpa kita memahaminya dengan baik pula. Jika anda seorang muslim, maka totalitas menjadi seorang muslim. Pelajari dan pahamilah dengan sebaik-baiknya ajaran agama anda. Perlajarilah kitab sucinya. Pelajari sejarahnya dan pelajarilah hidup dan perilaku pada nabinya. Janganlah seperti robot yang menghabiskan hidupnya hanya dengan menjalani saja program dan doktrin yang diinstal tanpa tahu maksud, arti dan maknanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun