Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Hirosima Nagasaki (6 dan 9 Agustus 1945)

10 Agustus 2012   06:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:59 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tragedi Nagasaki memang bukanlah tragedi terkini dan Tragedi Hirosima terjadi telah cukup lama

Namun pesan-pesan yang ditinggalkannya masih saja terus bersuara, meminta untuk dicermati dengan seksama

Pesan-pesannya peringati umat manusia akan mahalnya harga lupa akan hakiki manusia yang bersaudara

Ribuan nyawa yang tergeletak di depan mata berharap dapat meninggalkan sebuah tanda, bahwa manusia harusnya saling menjaga

Manusia bukanlah hewan yang tak kenal tata krama, yang bisa tanpa dosa hacurkan sesama dengan begitu tega

Ribuan tetes air mata yang tumpah berharap dapat bercerita bahwa betapa perang tak boleh lagi menjadi budaya

Bahwa betapa manusia mahluk mulia yang tidak pantas dengan prilaku tak beradab dan durjana

Kisah Nagasaki dan Hirosima memanglah kisah duka hilangnya ribuan nyawa yang menyisakan jutaan luka

Namun biarlah duka dan luka berganti suka dan bahagia akan lahirnya sebuah budaya terbaik bagi manusia

Budaya saling jaga dalam nama kemanusiaan yang adil dan beradab yang berdiri tegak di atas semangat bhineka tunggal ika

Budaya yang hormati keberagaman, yang akui kesetaraan, yang cinta damai dan yang junjung tinggi hak sesama untuk merdeka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun