Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orkestra di Panggung Indonesia Raya

30 Juli 2012   03:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:27 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui sudut pandang Pancasila, di panggung Indonesia Raya ini, agama-agama dapat kita ibaratkan seperti beragam alat musik dalam sebuah orkestra. Masing-masing agama mewakili alat musik tertentu. Mereka semua jelas berbeda dan masing-masing mempunyai karakteristiknya tersendiri yang unik. Namun walaupun demikian perbedaan yang mereka miliki sesungguhnya hanyalah dalam bentuk dan karakteristiknya saja. Esensi mereka sesungguhnya sama adanya. Mereka mempunyai dan menghasilkan nada-nada yang sama. Dan ketika mereka bersedia bermain besama dalam satu irama yang sama, mereka akan menghasilkan irama musik yang jauh lebih meriah dan sempurna ketimbang mereka bermain sendiri-sendiri. Bayangkan jika dalam satu tempat yang sama dihadiri oleh para pemain musik dengan alat-alat musik mereka yang berbeda, dan mereka semua bermain dengan irama dan lagu mereka masing-masing. Kita bisa bayangkan betapa tidak enaknya dan bisingnya gema yang mereka hasilkan.

Panggung Indonesia Raya ini memerlukan dirigen untuk mengharmonikan nada dan irama dari semua yang menjadi bagian dalam Panggung Indonesia Raya ini. Dan Pancasila hadir untuk menjawab hal itu. Pancasila hadir untuk menjadi pemersatu. Pancasila hadir layaknya seorang dirigen dalam sebuah orkestra. Pancasila hadir untuk mensingkronkan semua agama dalam panggung Indoensia Raya dalam satu nada dan irama yang sama. Pancasila hadir untuk mengarahkan dan memandu agar setiap agama dapat saling menghormati, saling melengkapi, dan bekerja bersama untuk membangun Harmoni Indonesia. Membangun Indonesia Adil, Makmur, Sejahtera. Dan itu, bisa! Ingat, bahwa hanya dalam kebersamaan dan persaudaraan sajalah kita dapat menjadi sempurna!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun