Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terorisme Versus Islam rahmatan lil alamin; Perlu Early Warning

29 Juni 2017   12:35 Diperbarui: 29 Juni 2017   20:45 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personel Brimob berjaga di dekat Mapolda Sumut. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi)

Terorisme versus Islam rahmatan lil alamin; Perlu ‘Early Warning’

Personel Yanma Polda Sumut Aiptu Martua Sigalinggung yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut nyawanya tak dapat diselamatkan. Ia gugur setelah mengalami luka cukup parah di dada, tangan, dan lehernya dalam satu serangan teroris pada Minggu sekitar pukul 03.00 WIB.

Belakangan diketahui bahwa tiga tersangka yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan pos jaga Mapolda Sumatera Utara itu adalah Syawaluddin Pakpahan, Hendry Pratama alias Boboy, dan Firmansyah Putra Yudi. Mereka ini telah dibawa ke Mabes Polri di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif mengenai yang diduga terindikasi jaringan ISIS itu.

Seperti diwartakan dalam penyelidikan atas kasus yang terjadi pada Minggu (25/6/2017) dini hari itu, Polri telah menetapkan empat tersangka. Selain ketiga teroris yang telah dibawa ke Jakarta saat ini, tersangka lain adalah Ardial Ramadhani. Ardial langsung melakukan penyerangan ke pos jaga Mapolda Sumut tersebut.

Tetapi ia tewas tertembak personel Satuan Brimob Polda Sumut yang memberikan bantuan ketika penyerangan pos jaga itu berlangsung. Ardial Ramadhani sudah diserahkan kepada orang tuanya untuk dimakamkan.

Dugaan kuat adalah setelah mereka memperoleh senjata api, rencananya akan digunakan untuk melakukan serangan berikutnya terhadap anggota Polri dan TNI.  Upaya pelaku itu dapat digagalkan personel Satuan Brimob Polda Sumut yang sedang menjalankan tugas di Pintu 2 Mapolda Sumut.

Suasana di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jaktim pasca ledakan, Rabu (24/5/2017). (Foto: Istimewa)
Suasana di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jaktim pasca ledakan, Rabu (24/5/2017). (Foto: Istimewa)
Berulang lagi?

Kejadian mengeneskan bersamaan Idul Fitri 1438 H ini sesungguhnya bukan sekali ini. Kita masih ingat peristiwa bom bunuh diri di terminal bus Kampung Melayu, Jakarta Timur pada 24 Mei 2017 lalu. Pada kejadian ini  tiga personel kepolisian gugur.

Sebelumnya seorang pemuda asal Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, nekat menyerang anggota kepolisian. Penyerangan dilakukan di Markas Polres Banyumas, Selasa, 11 April 2017 siang.

Tiga anggota polisi di Cikokol, Tangerang, jadi sasaran penikaman salah satu pelaku teror. Serangan pisau itu terjadi pada 20 Oktober 2017 sekitar pukul 07.10 WIB pagi di dekat pos lalu lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cikokol, kota Tangerang, Banten. Di lokasi kejadian, polisi menemukan antara lain bom pipa dan pisau yang diduga milik pelaku serangan.

Pada tahun lalu, tepatnya 5 Juli 2016, sebuah bom bunuh diri terjadi di Markas Kepolisian Resor Surakarta pada pukul 07.45 WIB. Seorang pengendara sepeda motor nyelonong memasuki Markas Polres Kota Surakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun