Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Merawat Nasionalisme di Era Digitial Dengan Kerja

21 Mei 2016   02:57 Diperbarui: 22 Mei 2016   05:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon yang dirawat menghasilkan bunga yang indah

Seorang pedagang pohon di pameran Flora dan Fauna, Lapangan Banteng, Jakarta, menunjukkan kebolehannya dalam merawat sejumlah pohon yang kemudian ditawarkan kepada pengunjung. Harganya memang bervariasi. Pengunjung pun tertarik. Meski harganya tergolong mahal, pohon tetap dibeli.

Burung di bumi Pertiwi, indah karena dirawat
Burung di bumi Pertiwi, indah karena dirawat
Kerja keras para pedagang pohon pantas diberi apresiasi. Sebab, kehadirannya juga dapat memberi inspirasi betapa luar biasanya kekayaan alam Indonesia. Berbagai jenis tanaman langka pun ikut ditampilkan. Termasuk binatang reptil dan unggas, antara lain seperti burung hantu, ditampilkan sebagai wujud hadirnya kekayaan di bumi pertiwi ini.

Berdirinya Boedi Oetomo (1908) juga menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari kolonial Belanda. Sebab, organisasi modern tersebut ikut mempertebal rasa nasionalisme kebangsaan melalui penguatan pendidikan di kalangan generasi muda.

Itu artinya, nasionalisme terus-menerus dirawat dan "disirami" melalui penguatan pendidikan.

Karenanya, di kemudian hari, perjuangan Boedi Oetomo, Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo dapat berlanjut dengan lahirnya Soempah Pemoeda (1928). Muara dari perjuangan keras tersebut adalah lahirnya Proklamasi 17 Agustus 1945.

Lalu, bagaimana dengan Proklamasi? Bangsa ini telah berketetapan hati, menyatakan komitmennya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai harga mati, tak dapat ditawar dalam kondisi dan keadaan apapun.

Komitmen tersebut dikukuhkan kembali pada hari Kebangkitan Nasional ke-108 pada 20 Mei 2016.

Peringatan hari Kebangkitan Nasional harus diakui dirasakan makin penting. Pasalnya, ancaman dan tantangan bagi keutuhan negeri ini harus disikapi dengan tegar.

Bangsa ini harus kuat karena dampak negatif dari kemajuan tekonologi digital demikian hebat. Belum lagi ancaman radikalisme dan terorisme harus dihadapi bersama.

Di era sistem digital, yang ditandai hadirnya transformasi produk media seperti e-book, internet, koran digital, e-library, e-shop telah membawa dampak tersendiri akan kemajuan teknologi digital.

Manfaatnya pun amat besar. Namun di sisi lain telah memunculkan kekerasan dan pornografi yang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negatif kemajuan teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun