Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Mpok Ijah dengan Kambing Hitam dan Kambing Kurban

8 September 2016   19:06 Diperbarui: 8 September 2016   21:19 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, penjualan kambing kurban di Kecamatan Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten, (Foto/Dokpri)

Mpok Ijah sudah dua hari tak mau keluar rumah. Pasalnya, ia merasa kesal dua ekor kambing berwarna hitam yang baru dibelinya dari Bang Dullah mati mendadak. Ia mendengar kabar dari petugas dinas kesehatan bahwa kambing tersebut mati lantaran terjangkit penyakit antraks.

Mpok Ijah tak ngerti apa itu antraks. Dia menyesal membeli kambing untuk hari raya kurban, Idul Adha, mati begitu saja. Padahal, dari sisi fisik tidak ada tanda-tanda kambing yang dibelinya menderita sakit. Ketika diberi makan, kambing makan dengan lahap. Karena rasa penasarannya, akhirnya Ijah tak tahan terus-menerus di dalam rumah dan mendatangi tetangganya, minta penjelasan kepada Bang Pii tentang penyakit antraks.

 Ijah: Bang, dua kambing aye mati. Kata orang kena antraks. Ape tu Bang?

 Pii: Gue nggak tau persis, tuh! Kata orang antraks itu penyakit yang ada di kambing.

Pii: Bisa bikin kambing koit, mati!

Ijah: Keliatannya sehat. Dikasih makan, lahap. Tau-tau mati tu kambing. Mahal, harganya. Hampir empat juta aye beli, tu dua kambing item.

Pii: Itu kambing, nyang lu beli, dari sononya udah nggak diperiksa kesehatannya. Makanya, kalo beli kambing yang udah diperiksa kesehatannya. Kan, ada tandanya kalo dah diperiksa petugas.

Ijah: Gue nggak tau. Kata Dullah, kambingnya sehat-sehat.

Pii: Bodinya aja sih yang lu liatin. Keliatan sedikit boto, lu embat. Ya, itu kambing sakit lu beli.

Ucapan Pii itu membuat Pok Ijah sewot. Marah. Bukannya memberi penjelasan, tetapi malah menyalahkan. Ijah menahan diri, mampu menahan emosinya. Ijah memang tidak teliti membeli kambing untuk korban. Lantas, Ijah merasa menjadi kambing hitam, merasa dipersalahkan oleh Pii.

Tentang membeli kambing untuk kurban, ia sudah lama tau ada imbauan dari ketua RT agar membeli hewan korban supaya cermat, teliti baik dari sisi kesehatan maupun harga. Ijah pernah mendengar dari petugas kesehatan bahwa penyakit antraks dapat menular melalui kontak langsung, makanan atau minuman, dan dapat juga melalui pernapasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun