Awak Media pun Punya Tanggung Jawab Amalkan Nilai-Nilai Pancasila
Sudah lebih dari tiga kali pengeras suara di lantai 20 Wisma Antara berbunyi nyaring, berisi imbauan agar wartawan dan karyawan Antara segera turun ke lantai 2 gedung tersebut. Melalui alat pelantang itu, seluruh wartawan dan karyawan diimbau segera ikut upacara kelahiran Pancasila, yang pelaksanaannya digelar pada hari Jumat (2/6/2017).
Upacara dijadwalkan berlangsung pukul 10.00 WIB. Tetapi para redaktur dan wartawan belum juga beranjak dari kursinya. Mereka masih terlihat sibuk dengan tugas kesehariannya. Demikian juga sebagian jurnalis masih membahas isu persekusi yang belakangan ini menyedot perhatian publik.
“Ah. Nanti saja lah. Masih 30 menit lagi. Masih lama, di bawah juga masih kosong,” kata seorang jurnalis senior memberi alasan kepada rekannya yang mengajak segera turun ke lantai dua. Dan, dari kejauhan terdengar celoteh wartawan. Katanya, “Kita sudah pancasilais kok. Masih perlukah upacara itu.”
Betul saja, tepat 15 menit jarum pendek jam dinding bergerak menuju angka 10 dan para awak media ini serentak turun menggunakan lift.
Mengenakan baju putih lengan pendek, celana panjang berwana hitam seperti yang dipesankan melalui WhatsApp, para jurnalis kantor berita itu berbaris di ruang sejuk menggunakan AC (Air Conditioner). Termasuk juga crew televisi dan karyawan di lantai 19, 16 dan Galeri Photo Pasar Baru ikut bergabung di ikut upacara hari kelahiran Pancasila di Auditorium Adhiyana.
DJ Nachrowi (Ketua Dewas Perum LKBN ANTARA) tampak hadir. Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Hempi Nartomo Prajudi bertindak sebagai inspektur upacara.
Pak Hempi, demikian sapaan akrab Hempi Nartomo Prajudi itu bisa dipanggil, tampil mengenakan songkok hitam. Meski sudah lama meninggalkan dunia hitam lantaran rambutnya sudah lama putih, Pak Hempi terlihat gagah.
Dalam sambutannya, Pak Hempi membacakan amanat Presiden Joko Widodo yang disampaikan di Gedung Pancasila pada Kamis (1/6/2017) kemarin.
Yang menarik selama membacakan amanat presiden itu, suara Pak Hempi seperti meninggi. Seolah ia memberi penekanan betapa pentingnya pesan yang disampaikan Pak Jokowi.
Katanya, ....kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.
Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu bergotong royong demi kemajuan Indonesia.
.... Kita Indonesia. Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia. Saya Pancasila.