Artis Nikita membuat heboh. Ia berbicara tentang kematian dan memberi penilaian bahwa neraka itu seolah seperti sebuah wilayah, tempat penyiksaan orang-orang jahat. Dan, jika ia masuk ke wilayah itu, ya enggak apa-apa.
Terlebih di neraka ia bisa berjumpa penyanyi bekan seperti Michael Jackson.
Coba perhatikan celotehnya di bawah ini.
"Heran deh gue. Lagian kan gue udah bilang gua gak bisa gila-gila masuk surga say. Gue mah di neraka juga udah gak apa-apa, happy. Ketemu teman-teman gue banyak, siapa tahu nanti gue bisa bikin acara di situ. Ketemu Michael Jackson," ucap Nikita Mirzani dikutip dari akun gosip @slidegossip_channel.
Sejatinya, ucapan Nikita itu juga pernah penulis dengar dari rekan-rekan di kantor. Enggak apa, di neraka bisa bergabung dengan para konglemerat hitam. Penjahat kelas kakap. Kontraktor juga banyak di situ. Artis cantik juga banyak di situ.
Coba perhatikan celoteh rekan penulis ini. Kala penghuni neraka dan surga menggelar perhelatan akbar, di sepakati membangun jembatan penghubung dari kedua wilayah itu. Lalu, ceritanya, justru penghuni neraka lebih cepat bergerak dan melaksanakan pekerjaan pembangunan jembatan.
Sedangkan dari surga, tak ada tanda-tanda pekerjaan itu direalisasikan. Usut-punya usut, jembatan dari arah neraka terealisir lantaran di wilayah itu banyak penghuni berprofesi sebagai kontraktor.
Rekan penulis, yang tengah kecewa berat terkait berbagai persoalan duniawi, pun pernah mengeluarkan pernyataan begini. Jangankan mendapatkan penghasilan halal, untuk yang haram saja sekarang sukar. Itu gegara Covid-19 dan sempitnya lapangan pekerjaan.
Nah, dari pernyataan seorang artis dan rekan penulis di atas, merupakan gambaran bahwa untuk melakoni jalan dimurkai Allah dipandangnya sebagai hal biasa. Bahkan tak perlu ditakuti. Sesungguhnya hal itu jadi cerminan orang bersangkutan tengah memilih jalan sesat. Dekat dengan perbuatan setan.
Pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah mengomentari ucapan itu dengan kata menyejukan. Adem. Katanya, begini: Ucapan (Nikita) itu adalah sebuah bencana besar jika yang mengucapkannya adalah orang Islam. Hendaknya, umat Muslim lain merasa sedih dan tidak terima dengan pernyataan orang tersebut.