Namun ketika ditanyai janda "kembang", rekan penulis ini tak bisa menjawab. Agaknya, ia tak punya literatur. Atau mungkin di kampung tersebut belum dijumpai janda "kembang".
**
Belakangan ini ada tiga nama janda yang lagi populer. Setidaknya di kalangan penggiat media sosial. Pertama, yaitu, Abu Janda yang terkenal dengan celotehnya. Kadang ia tampil jenaka dalam mengkritisi berbagai fenomena sosial.
Abu Janda adalah seorang pria. Namun hingga kini tak jelas mengapa punya label janda dari pemilik nama asli Permadi Arya. Tapi itu tak terlalu penting dibahas, yang perlu diketahui ia tengah mempromosikan lagunya bernuansa kritis terhadap pimpinan Ormas Islam. Wuih, beraninya sang janda ini.
Kedua, Janda Bolong. Nah, pada saat pandemi Covid-19 ini para ibu dan emak-emak sering mendatangi penjual tanaman hias. Ya, tak lain mencari dan menawar si Janda Bolong. Harganya berapa, sudah berapa lama usianya. Juga tingkat kesegarannya sangat diperhatikan.
Para bapak berkantong tebal tak kuasa jika isteri sudah merajuk minta dibelikan si Janda Bolong.
Ketiga, adalah janda beranak tiga dari tiga suami. Ia bernama Nikita Mirzani. Â Nikita yang juga artis ini tampil berani mengomentari seorang tokoh pimpinan besar Front Pembela Islam (FPI).
Ucapannya sih sederhana, hanya menyebut tukang obat. Ucapan itu terkait kejengkelannya menghadapi kemacetan ketika massa menyambut kepulangan sang imam besar.
Eh, belakangan, dampak ucapan itu menggelinding bagai "bola salju". Menjadi besar lantaran ditanggapi pentolan FPI lainnya dengan mengeluarkan ancaman akan menggeruduk kediamannya dengan mengerahkan pasukan FPI.
Wuih, siapa yang enggak gemetar mendengar ancaman mengerikan itu. Publik pun tahu kalau keroco yang mengusung pembawa revolusi akhalak ini bergerak bakal menuai kerusakan. Lihat, Bandara Soekarno -- Hatta yang rusak, tak ada yang berani mengklaim untuk meminta ganti rugi.
Takutlah. Makanya, kalau lihat pasukannya ketika tengah beringas dijamin kerusakan pasti terjadi. Kesan publik, ketika mereka beraksi aparat lemah.