Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dulu, Orang Arab Itu Pemabuk

13 November 2020   09:59 Diperbarui: 13 November 2020   10:01 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungguh keterlaluan, kucing diberi minuman keras. Teler. Foto | Zenith Citi Online

Namun ada saja sahabat nabi yang melanggarnya. Kok, melawan perintah Nabi Saw?

Ingat, sahabat Nabi Saw yang bernama Nu'aiman bin Amr bin Rafa'ah. Namanya menjadi beken dan mampu menyaingi ketenaran sahabat Nabi Saw lainnya. Nu'aiman gemar  mengonsumsi minuman keras.

Dalam berbagai literatur dan laman diungkap tingkah Nu'aiman yang nyeleneh ini. Ia ditegur para sahabat lantaran masih saja mengunsumi minuman keras.  Para sahabat memarahi dan mencaci Nu'aiman. Namun kerumunan para sahabat yang memarahi Nu'aiman dibubarkan  Rasulullah Saw  yang saat itu kebetulan lewat.

Rasulullah Saw menanyakan duduk soal Nu'aiman diperlakukan demikian. Cerita para sahabat  tidak lantas membuat Rasul memihak mereka.

Rasul justru berkata, "Jangan pernah lagi kalian menghujat dan melaknat Nu'aiman, meski dia seperti ini tapi dia selalu membuat aku tersenyum, dia masih mencintai Allah dan Aku, dan tidak ada hak bagi kalian melarang Nu'aiman mencintai Allah dan mencintaiku sebagai Rasul."

Kisah Nu'aiman yang menjual temannya sendiri dan dilaporkan oleh sahabat Abu Bakar. Juga kisah Nabi Saw dihentikan langkahnya ketika hendak masuk masjid dan dimintai uang untuk membayar makanan yang telah dinikmati.

"Mau ke mana engkau Ya Rasul? Habis makan kok tidak bayar?" kata Nuaiman.

Rasul pun menjawab, "Kan yang memesan kamu."

"Memang betul ya Rasul, tetapi di mana-mana raja itu melayani, mengayomi, dan bos itu yang mentraktir karyawannya, masak saya yang harus bayar ya Rasul?"

Tanpa pikir panjang, Rasulullah pun mengambil sejumlah uang untuk diserahkan kepada Nu'aiman sembari tersenyum merasa terhibur dengan tingkah laku Nu'aiman.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun