Sebelum naik pentas sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tergolong royal memamerkan kedekatannya dengan wanita cantik.
Dulu, dalam hati, sering terbayang dan bertanya-tanya, apa mungkin warga Amerika memilih seorang presiden yang berani mencolek pantat wanita muda di hadapan orang banyak. Bukan sampai di situ saja, ia pun memamerkan rambutnya diawut-awut atau diacak-acak hingga kusut untuk menarik simpati.
Donald Trump, perkiraan penulis kala itu, bakal kalah dengan saingannya, Hilary Clinton yang jadi saingannya pada pemilihan presiden empat tahun silam. Eh, tak tahunya, ia tampil sebagai pemenang.
Tak ada "gaduh" kala Trump naik tahta sebagai orang nomor satu di negeri itu. Ia pun dalam berbagai tayangan nampak jumawa. Kala bicara di pentas, wajahnya diangkat. Lantas, gebrakan pun dibuatnya. Sebagian warga di negeri Paman Sam itu dibuat gelisah, terutama warga asal dari Timur Tengah yang dicurigai sebagai biang kerok mencuatnya radikalisme.
Kini Trump kembali menampilkan watak aslinya.
Tidak meleset pernyataan Dino Patti Djalal, mantan Dubes RI di negeri itu. Kala diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi, ia menyebut Donald Trump (Partai Republik) tak akan mudah menerima kekalahan begitu saja dalam pemilihan presiden. Apa lagi cepat-cepat mengakui kemenangan dari lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat.
Sebelumnya petahana Presiden Amerika ini juga sempat menghadapi pemakzulan. Namun ia lolos.
Seolah memahami watak Trump, Dino mengungkap bahwa pemilihan presiden di negeri itu memunculkan kejengkelan karena ulah Trump.
Fakta yang disaksikan, Trump mengeluarkan pernyataan meminta agar perhitungan suara di beberapa negara bagian yang tengah berjalan dihentikan. Meski posisi Joe Biden 264, sedangkan Trump hanya mengumpulkan 214 Electoral College.
**
Kini Joe Biden sudah diambang kemenangan. Namun ia tak tergopong-gopoh mendeklarasikan kemenangannya itu. Agaknya, ia seperti tengah menghormati petugas yang tengah melakukan penghitungan suara di negara bagian.