Sampai kapan pandemi Covid-19 berakhir? Siapa pun tak akan mampu memprediksinya. Logika kita, wabah yang mencuat jadi pemberitaan di berbagai media itu berawal pada Maret 2020 diprediksi berakhir setahun kemudian, Maret 2021 seiring digencarkannya pemberian vaksin Covid.
Pendapat itu berdasarkan hasil pemikiran dan diskusi para ahli kesehatan. Ada yang sepakat dan ada yang menolak.
Ya, namanya prediksi atau perkiraan. Coba pikirkan, logika umum menyebut bahwa mendung dimaknai dalam waktu dekat akan turun hujan. Tapi, senyatanya, itu tak selamanya terjadi hujan. Bahkan, mungkin gerimis saja tak terlihat.
Kita pun sering mendengar istilah anomali cuaca, cuaca berubah di luar kenormalan.
Namun, senyatanya tak semua warga memiliki kesamaan dalam menyikapi penyakit menular. Bahkan ada yang mengambil sikap masa bodoh, ada yang berfikir moderat. Ada pula yang berfikir dengan pendekatan ilmiah.
Penulis punya catatan hasil penelitian dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, terkait gambaran tentang sikap keberagamaan terhadap kondisi Pandemi Covid-19.
Penelitian yang dipimpin Bahrul Hayat, mantan Sekjen Kemenag, itu berasal dari Centre of Applied Psychometrics Fakultas Psikologi pada perguruan Islam negeri itu.
Nah, sesuai dengan variabel penelitian meliputi sikap keberagaan, yang mencakup kelompok Fatalis, Moderate dan Free Will diperoleh kesimpulan bahwa individu yang merasa sangat tidak mungkin tertular Covid-19 adalah individu yang Fatalis (126,45). Sedangkan individu yang merasa sangat mungkin tertular Covid-19 adalah individu yang Free Will (122,19). Kelompok individu Moderate (120,34).
Yang dimaksud Fatalist di sini adalah manusia tidak memiliki kehendak/tidak merdeka atas takdir/nasib/perbuatan. Moderate, yakni, manusia memiliki porsi kebebasan dalam menentukan nasibnya. Free will, yaitu, manusia memiliki kebabasan mutlak atas takdir/nasib/perilakunya.
**
Sebagai Muslim, sayogianya kita meneladani junjungan Nabi Muhammad Saw dalam merawat dan menjaga kesehatan. Sehat, kata orang bijak, adalah investasi. Sebab, dengan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik.