Dapat saja hal itu sebagai kata gurauan. Bercanda di antara sesama rekan yang sebaya. Penulis belum pernah mendapati tulisan “Awas Anjing Galak” di pagar rumah orang kaya diprotes untuk diganti “Awas Pemilik Rumah Galak”.
Yang sering penulis jumpai adalah ketika mendekati rumah seorang gadis, dari kejauhan sudah terbaca “Awas Babe Gue Galak”. Tulisan itu rupanya diarahkan kepada sang pacar agar kalau datang harus berhati-hati jika lewat pintu depan. Heheheh...
Di bulan puasa ini Babe memang kudu sesekali buka kitab (kuning). Cari deh bacaan prihal anjing. Tujuannya sih sederhana, agar jangan cepat emosi kalau sedikit saja disinggung anjing. Jangan seperti sumbu kompor yang cepat nyamber bensin lantas meleduk.
Kita pasti sepakat bahwa manusia itu merupakan makhluk sosial dan paling mulia di antara makhluk lainnya. Bahkan malaikat pun derajatnya kalah dengan manusia. Namun harus diingat pula bahwa manusia itu dapat menempati posisi paling rendah di antara makhluk lainnya, termasuk di bawah anjing.
Mengapa bisa demikian. Ya, lantaran manusia memiliki telinga, mata, mulut dan hati, tetapi tidak digunakan untuk mendengar melihat dan membaca hadist dan Alquran, serta menggunakan akal dalam mengamalkannya.
Coba perhatikan berita Kompas.com prihal anjing. Disebutnya seorang bayi perempuan yang dibuang orangtuanya bisa diselamatkan dengan bantuan anjing. Bayi tersebut ditemukan di semak-semak belakang rumah kosong, Jalan Kutilang Ujung, Lingkungan Bhuana Gubuk, Jimbaran, Kuta Selatan, Bali, pada Jumat (1/5/2020) pukul 06.00 Wita.
Benar, bantuan itu semata-mata lantaran atas kehendak Allah. Tetapi, syariatnya melalui seekor anjing.
Kepala Polsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai kepada awak media menyebut bahwa penemuan bayi itu diawali seorang warga negara asing (WNA) kebetulan lewat lokasi bersama anjing peliharaannya.
Saat melintas, anjingnya menggonggong dan mengendus ke arah semak-semak belakang rumah. Lantas, WNA tadi mendatanginya dan menemukan bayi perempuan yang masih bernyawa. Temuan tersebut segera dilaporkan ke warga sekitar agar bayi diselamatkan.
Apa hikmah dari peristiwa itu? Jawabnya bagi setiap orang berbeda-beda dan berkepanjangan. Tapi yang jelas, pada posisi itu, anjing lebih mulia daripada pelaku pembuang bayi ke lokasi semak-semak. Siapa pelakunya, ya manusia, si orangtua dari bayi yang diselamatkan itu.
Astaghfirullahaladzim.....