Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Contoh Buruk dari Negeri Dakocan

17 April 2020   07:51 Diperbarui: 17 April 2020   08:06 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah Tablig dikarantina di India Foto: Reuters/Amit Dave/Kumparan

Pimpinan jemaah tablig Muhammad Saad Kandhalvi didakwa melanggar larangan menyelenggarakan perkumpulan besar. Meski kemudian tuduhannya diubah jadi pembunuhan tak disengaja, bagi kita peristiwa itu sungguh memprihatinkan. Sebab, tetap saja ia terancam hukuman hingga 10 tahun penjara. 

Pemerintah setempat menyebut, awal bulan ini, sepertiga dari hampir 3 ribu kasus positif corona di India berhubungan dengan orang yang menghadiri acara jemaah tablig. Di Delhi, sebanyak 1.080 dari 1.561 kasus terhubung dengan acara itu.   

**

Sebelumnya, di tanah air, juga diwartakan bahwa satu dari 186 jamaah Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta, positif virus corona (Covid-19).

Petugas kesehatan menyebut sebanyak 73 jemaah dipindahkan di Wisma Atlet. Sebelumnya pada 27 Maret, para tabligh Masjid Jami Kebon Jeruk yang berstatus ODP secara bertahap telah dipindahkan di RSD Wisma Atlet untuk menjalani perawatan.

Namun pada 27 Maret, tercatat sebanyak 39 orang masuk ke RSD Wisma Atlet untuk diisolasi dengan status ODP. Lalu pada 2 April tercatat 31 orang, yaitu 13 WNA dan 19 WNI, dinyatakan (terindikasi) positif (menggunakan rapid test).

Nah, di tengah ramainya pemberitaan virus Corona yang merenggut nyawa di berbagai negara, termasuk jumlahnya demikian mengkhawatirkan di tanah air, sungguh disayangkan masih terdengar warga mengabaikan keselamatan jiwanya sendiri dan orang sekitar.

Salah satu contohnya adalah tidak mengenakan masker. Bahkan ada oknum mengancam petugas kepolisian ketika diminta untuk menggunakan masker. Pun ada warga memukul petugas kesehatan hanya diminta untuk menggunakan masker. Wuih ... jadi prihatin.

Dari perspektif agama, ulama memandang wabah virus corona sejatinya adalah ujian dari Allah SWT. Dan, sebagai orang beriman, sikap kita adalah ikhtiar agar kesulitan yang dihadapi segera berakhir.

Cuci tangan adalah salah satu contoh ikhtiar untuk memotong mata rantai virus corona. Termasuk kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB), yang diberlakukan dewasa ini, patut didukung semua pihak.

Setelah ikhtiar dilakukan, tentu saja kita harus meyakini bahwa upaya serius, sungguh-sungguh, dalam menanggulangi pandemi Covid-19 akan membuahkan hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun