Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Balada Tukang Sampah dan Pemulung di Tengah Wabah Covid-19

9 April 2020   17:10 Diperbarui: 11 April 2020   04:56 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Kartini, penerima bantuan datang ke kediaman penulis disertai anak dan tetangga. Foto | Dokpri

Sebelum menuangkan tulisan ini, berkali-kali penulis mengucap istighfar. Alasannya ada dua hal: Pertama, sungguh amat menyedihkan nasib para tukang sampah di tengah wabah Covid -19 yang kini sama-sama kita perangi. Kedua, penulis tak bermaksud merendahkan mereka namun berkeinginan membantu dalam kondisi yang sulit dewasa ini.

Selain itu, penulis tak ingin kegiatan dan upaya membantu kaum miskin itu kemudian menjadi perbuatan sia-sia karena riya, pamer.

Hmmm. Penulis pun tak tahu harus dari mana memulai menulis kisahnya. Bingung mencari sudut pandang yang patut diangkat dari kisah para tukang sampah dan rongsokan, tukang pengumpul barang bekas di tengah serangan virus Corona atau Covid-19.

Sungguh, semua ini berawal dari niat baik rekan-rekan yang tergabung dalam Ukuwah Islamiah Assalam Fakultas Hukum Universitas Trisakti Angkatan 20 (UI Assalam FH'20 Usakti) Jakarta. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya komunitas yang dipimpin Syekh Salim itu menggalang dana. Dana yang terkumpul lantas didistribusikan kepada kaum dhuafa, warga tak mampu dengan harapan dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi.

Pada tahun-tahun lalu, komunitas ini menjelang Ramadhan berkumpul. Sudah menjadi tradisi, ratusan anak yatim hadir untuk makan bersama disusul pemberian santunan. Namun pada tahun 2020 ini tentu hal itu tak dapat dilaksanakan. Sebab, di Jakarta tengah diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Jumat (10/4).

Bersamaan dengan itu pula diwajibkan bagi warganya mengenakan masker. Aturan pembatasan bakal lebih ketat dan disertai penindakan bagi yang melanggar ketentuan.

Nah, daripada susah-susah, lalu melalui komunikasi "telepati" dan jaringan internet, didapati kesepatan bahwa setiap anggota UI Assalam FH'20 Usakti diminta jadi relawan untuk memberi santunan kepada kaum dhuafa dan orang miskin.

Jadi, tidak seperti sebelumnya, yang pada tahun lalu mendatangkan anak yatim ke tempat pengajian dan disusul ketua dan anggota berkunjung atau bertandang ke pondok pesantren.

Sekali ini relawan UI Assalam FH'20 Usakti diminta bisa berkunjung ke pemukiman orang tak mampu jika memang diperlukan. Namun bila memungkinkan para dhuafa mendatangi ke kediamannya masin-masing.

Nah, isteri penulis yang menjadi bagian dari komunitas tersebut kini menjadi relawan. Untuk mendistribusukan dana tersebut, ditempuh dua cara. Mengundang para penerima santunan datang ke rumah. Namun jika yang bersangkutan sudah tua, sakit-sakitan, penulis bersama isteri mendatangi ke kediamannya sambil membawa bantuan.

Mang Udin meninggalkan kediaman penulis setelah menerima bantuan. Foto | Dokpri
Mang Udin meninggalkan kediaman penulis setelah menerima bantuan. Foto | Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun