Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Takut Tunaikan Ibadah Haji Karena Mitos?

18 Februari 2020   08:55 Diperbarui: 18 Februari 2020   16:36 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjidil Haram. Foto | Dokpri

Wukuf di Padang `Arafah adalah puncak bagi ibadah haji, Status hukum Wukuf di Arafah adalah rukun yang kalau ditinggalkan maka hajinya tidak sah. Wukuf juga merupakan puncak ibadah Haji yang dilaksanakan di Padang Arafah dan pada tanggal 9 Zulhizah, sebagaimana sabda Rasulullah :

Alhaju arafah manjaal yalata jamin kabla tuluw ilafji pakad adraka alhajj (diriwayatkan oleh 5 ahli hadis), artinya :"Haji itu melakukan wukuf di Arafah".

Pada hari wukuf tanggal 9 Zulhijah yaitu ketika matahari sudah tergelincir atau bergeser dari tengah hari, (pukul 12 siang) hitungan wukuf sudah dimulai.

Ibadah haji sejatinya dimaksudkan untuk menghapus dosa anak cucu Adam, baik yang nyata dan tersembunyi. Takut dosa merupakan manusiawi. Tapi jangan dijadikan alasan untuk tidak menunaikan ibadah haji.

Ternyata banyak alasan umat Muslim tidak menyegerakan menunaikan ibadah haji. Sehari-hari, kerap terdengar di tengah masyarakat, belum menunaikan ibadah haji karena tak ada panggilan. Belum mampu. Masih menunggu waktu yang tepat, karena anak-anak masih kecil. Belum menunaikan ibadah haji karena tak bisa mengaji. Dan beranggapan ke Mekkah itu tidak terlalu penting sebagai orang Islam.

Meski setiap tahun pemerintah memberangkatkan jemaah haji sekitar 231 ribu orang (sesuai kuota 231 ribu tahun 2020) dan dari jumlah itu masih banyak yang tercatat masuk dalam daftar tunggu (sekitar 2 juta dan masa tunggu 14 tahun), ternyata banyak orang tak mau berangkat pergi haji dengan berbagai alasan.

Penting dibangun kesadaran bahwa pergi haji tak harus menunggu usia lanjut, yang pada akhirnya juga merepotkan tenaga pendamping dan petugas PPIH, tentunya. Kini, Saatnya Berhaji. Tak ada alasan pergi haji kalau sudah punya harta, waktu. Menunggu pensiun dan ada panggilan. Menunaikan haji perlu kesiapan fisik dan kesehatan prima.

Menunggu kesempatan berarti mengabaikan kesempatan. Kesempatan ibadah haji harus direbut.

Salam berbagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun