U: Apa ucapan mengawali sholat Subuh tadi, sebelum surat Al Fatiha dibaca?
Sampai di sini sang santri terperangah. Ia menyadari bahwa kalimat yang dibacanya adalah  takbiratul ihram. Allahu Akbar, itulah yang disebut takbiratul ihram. Bacaan ini juga sering dinamakan takbiratul ula. Takbiratul Ihram ini adalah bacaan takbir yang disebutkan dengan keras atau terdengar jelas pada permulaan ibadah sholat.
Setelah takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah yang berisi pujian, pemuliaan dan sanjungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Lantas membaca Alloohu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa)Â
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin.
Nah, di sini sang usaz tak melanjutkan obrolannya seputar sholat dan bacaan seperti di atas tadi. Ia mengajak sang santri untuk merenungkan apa itu takbiratul ihram.
**
Takbiratul ihram dapat juga disebut sebagai gerakan awal shalat, karena salat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan salam.
Imam Masjidil Haram, Nawawi al-Bantani. Atau lebih populer Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, lahir di Tanara, Serang, 1230 H/1813 M - meninggal di Mekkah, Hijaz 1314 H/1897 M, dijelaskan prihal takbiratul ihram.
Dalam buku Safiinatun Najaah, Â karya sang imam ini, disebut 16 hal yang harus diindahkan ketika seorang Muslim menunaikan ibadah shalat. Di antaranya takbir harus dilakukan berdiri, menggunakan Bahasa Arab, mengindahkan lafal jalalah, tertib dalam lafal Allah dan Akbar, tak boleh memanjangkan hamzah lafal jalalah dan lafal Akbar.
Yang lain lagi tak boleh menambah huruf waw mati dan hidup antara dua kata, tak boleh berhenti antara lafal Allah dan Akbar, harus mendengar semua huruf takbiratul ihram, dilaksanakan saat waktu masuk shalat, menghadap kiblat.