Ia mengambil umrah pada bulan itu lantaran punya keinginan kuat untuk mencium Hajar Aswad. "Batu, nyang nempel di Ka'bah itu, selain juga mau berdoa di multazam. Itu kan tempat yang paling makbul kalau kita berdoa," katanya penuh semangat.
Penulis hanya mengiakan sambil menganggukan kepala. Lantas, penulis tambahkan bahwa masih ada tempat lain seperti di Hijir Ismail, Â dan shalat di Maqam Ibrahim.
Maqam Ibrahim batu kecil yang terletak kurang lebuh 20 hasta di sebelah timur Ka'bah. Tempat ini bukanlah tempat yang menjadi kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat kebanyakan orang. Batu ini merupakan bekas telapak kaki Ibrahim kala membangun Ka'bah.
"O, iya Pak Aji," jawabnya singkat.
Masih ada lagi, ketika nanti shalat di Masjid Nabawi, Madinah, jangan lupa shalat di Raudhoh. Tempat itu juga makbul kalau kita berdoa sungguh-sungguh.
"Karena itu, mantapkan niat dan pelajari manasiknya," imbau penulis.
Namun, pada obrolan sambil menanti sate selesai dibakar itu, salah seorang tetangga lain bertanya kepada penulis.
Katanya, kalau kemarin jemaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf, setelah itu apa yang dikerjakan?
Nah ini yang penting. Sebetulnya, usai wukuf, semua pihak harus waspada.Ya, petugas haji. Jemaahnya. Sebab, titik krusial pelaksanaan haji pada tanggal 10 sampai 13 Dzulhijah. Pergerakan manusia demikian tinggi. Lalu lintas di kota Makkah terhenti. Makkah saat itu padat dengan manusia dari berbagai negara untuk menyempurnakan ibadah hajinya.
Yang harus diselesaikan  dalam rangkaian haji setelah melaksanakan tawaf ifadho, yaitu melempar Jumrah Ula, Wustho dan Aqobah pada hari Tasyriq; 11, 12 dan 13 Dhul-Hijjah. Kemudian Mabit / bermalam di Mina pada malam hari Tasyriq. Dan amalan terakhir adalah tawaf wada'.
Dalam rangkaian penyelesaian ibadah haji ini dikenal nafar awal dan nafar tsani.