Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Perempuan Kurang Diperhatikan di Masjidil Haram

17 Mei 2019   18:51 Diperbarui: 18 Mei 2019   11:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Askar dan perempuan tengah adu mulut. Foto | Dokpri

Pemandangan jemaah perempuan dari berbagai negara memprotes askar atau tentara di kawasan Masjidil Haram sering terjadi pada salat Jumat (17/5/2019).

Bahkan adu mulut antara peremuan Arab dengan askar seolah menjadi pemandangan "seru" lantaran menarik perhatian jemaah salat Jumat di Masjidil Haram.

Suasana di lantai dua Masjidil Haram. Foto | Dokpri
Suasana di lantai dua Masjidil Haram. Foto | Dokpri
Penulis menyaksikan salah seorang ibu menangis karena sudah mondar-mandir mencari tempat untuk salat selalu diusur askar. Bahkan ada seorang ibu membela rekannya yang membawa anak kecil sulit untuk salat karena tidak difasiliasi. Perempuan ini memprotes askar lantaran dinilai tak manusiawi.

Di belakang penulis, kumpulan para perempuan yang sudah duduk dan berzikir diusir askar. Padahal mereka sudah cukup lama di situ, tapi askar bersikeras melarangnya.

Sikap keras askar tak berlaku bagi para anggota jemaah yang duduk di ring lantai dua Masjidil Haram. Kala askar mengusir, jemaah lelaki ini tak bergerak dari tempatnya. Beberapa askar kemudian datang, bersama-sama mengusir. Tapi, jemaah juga tak mau pindah.

Tak mau beranjak meski diusir askar. Foto | dokpri
Tak mau beranjak meski diusir askar. Foto | dokpri
Askar dicuekin. Jemaah tetap saja duduk dan di antaranya tetap membaca Alquran. Lantaran permintaan askar tak diindahkan, akhirnya beberapa askar beranjak dari tempatnya. Mereka gagal mengusir jemaah pria yang dianggapnya duduk pada tempat tak semestinya.

Salat Jumat pada bulan Ramadan di Masjidil Haram tampak penuh sesak. Animo umrah dari berbagai negara sangat tinggi. Sayang, perempuan tak difasilitasi untuk salat berjamaah. Kalaupun ada tempatnya sangat terbatas.

Petunjuk berupa papan pengumuman, dimana seharusnya perempuan duduk, tidak diatur sama sekali. Penulis menyaksikan ada pintu bertuliskan untuk perempuan, tetapi yang menggunakan jemaah pria semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun